PARIWISATA Indonesia memasuki babak baru pada 2022. Setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi COVID-19, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Tanah Air bangkit tahun ini. Pergerakan wisatawan mulai bergairah seiring dilonggarkannya aturan perjalanan. Tapi, kondisi ini memicu naiknya harga tiket pesawat.
MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 18-20 Maret jadi momentum penting kebangkitan pariwisata. Pemerintah menghapus aturan karantina dan tes COVID-19 bagi pelaku perjalanan, membuat banyak wisatawan datang menyaksikan MotoGP.
Indonesia kemudian resmi membuka kembali pintu perbatasan bagi wisatawan mancanegara (wisman). Mulai 6 April lalu, turis 43 negara diizinkan masuk Indonesia dengan Visa on Arrival (VoA) atau bebas visa kunjungan bagi pemegang paspor negara ASEAN.
Kunjungan wisman ke Indonesia pun kembali meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 2,27 juta kunjungan wisman sepanjang Januari-September 2022. Naik 2.530,58 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
MotoGP Mandalika 2022 (Foto: MotoGP)
Penurunan level PPKM di sejumlah daerah serta penghapusan aturan wajib masker di tempat terbuka juga telah membuat tempat-tempat wisata di Tanah Air kembali ramai wisatawan.
Pulihnya pariwisata Indonesia sangat dipengaruhi banyak event digelar selama 2022. Selain MotoGP Mandalika, Indonesia juga sukses jadi tuan rumah acara bertaraf global dalam tahun ini seperti GPDRR 2022 yang diselenggaran PBB di Bali pada 23-28 Mei.
Kemudian AVPN Conference & International Events 2022 di Bali, pada 21-24 Juni, World Tourism Day 2022 di Bali pada 27 September, Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif (WCCE), hingga KTT G20 di Bali yang menghadirkan sejumlah pemimpin dan delegasi dari berbagai negara.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa 2022 menjadi tahun pemulihan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
"Kami perlu memastikan bahwa 2022 merupakan tahun pemulihan dan kita perlu membuka lebih banyak peluang, menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Indonesia," katanya dalam konferensi pers secara virtual bersama BNPB bertajuk 'Deep Dive Into Safe Covid-19'.
Sandiaga menjelaskan, selama pandemi telah terjadi pergeseran perilaku wisatawan. Turis kini lebih suka tempat wisata terbuka dan terjaga kebersihannya.
Kemenparekraf gencar menggarap desa wisata yang jadi salah satu pilihan untuk liburan di tengah pandemi.
“Nantinya, akan terbentuk ekonomi baru di desa wisata yang akan menjadi lokomotif kita untuk menciptakan lebih banyak peluang, dan pemulihan jumlah pekerjaan yang hilang selama pandemi," katanya
Tiket pesawat mahal
Longgarnya aturan perjalanan membuat pariwisata kembali bergairah. Maskapai penerbangan memanfaatkan momentum ini dengan menaikkan harga tiket pesawat.
Kementerian Perhubungan mengizinkan maskapai menaikkan tarif hingga 15% dari batas atas untuk pesawat jenis jet dan 25% dari tarif batas atas untuk pesawat udara jenis propeller atau baling-baling. Hal ini dikeluhkan traveler dan pelaku wisata.
Pengamat bisnis penerbangan Gatot Raharjo menyorot sikap pemerintah yang dianggap tak berdaya menghadapi pihak maskapai selaku operator penerbangan.
"Ini apa-apaan ya? Ini bukti kalau pemerintah regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan kalah dengan operator terutama yang swasta," katanya kepada kepada MNC Portal.
Menurut Gatot, pemerintah seharusnya mengatur, mengawasi dan mengendalikan bisnis penerbangan, bukan menghimbau maskapai penerbangan untuk menetapkan harga tiket angkutan udara lebih terjangkau.
“Harusnya pemerintah bisa membuat aturan yang dapat menyeimbangkan bisnis penerbangan dan mengurangi monopoli baik secara de facto dan de jure," kata Gatot.
"Kalau sudah monopoli, susah untuk mengatur, dan itu terbukti adanya himbauan ini. Padahal harusnya cukup dilakukan pengaturan, pengawasan dan pengendalian yang baik," tambahnya.
Pesawat masih jadi transportasi pilihan traveler untuk liburan jarak jauh seperti antar pulau, provinsi bahkan luar negeri. Dengan mahalnya tiket pesawat, maka pengeluaran wisatawan otomatis membengkak.
"Untuk teman-teman (wisatawan) yang ekonominya pas-pasan, kasihan," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Anton Sumarli.
Anton mencontohkan ketika wisatawan liburan ke Labuan Bajo, NTT di tengah mahalnya tiket pesawat. Maka harus mengeluarkan uang sampai Rp5 juta untuk transportasi saja. Belum biaya lain-lain.
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Bahriansyah mengatakan bahwa naiknya harga tiket pesawat saat permintaan tinggi seperti jelang liburaan akhir tahun.
"Layaknya tradisi peak season yang artinya demand sangat tinggi, menjadi moment operator maskapai menetapkan menjual dengan menerapkan tarif batas atas yang di izinkan," kata Bahriansyah kepada Okezone.
Menurutnya mahalnya harga tiket pesawat mahal tidak begitu mempengaruhi minat masyarakat untuk berwisata. Apalagi setelah 2 tahun mengurungkan diri karena pandemi, ini saatnya bagi banyak orang untuk kembali bepergian.
"Tidak akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara," ujarnya.
President Director of Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan bahwa harga tiket pesawat naik karena mahalnya biaya perawatan pesawat dan tingginya harga avtur.
"Komponen yang harus kita bayar atau material, sparepart, termasuk transportasi dan logistiknya itu sangat mahal sekali karena kita harus bayar dengan mata uang US Dollar," katanya.
(Salman Mardira)