Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ahli Kesehatan: Tak Mau Punya Anak Lebih Berisiko Alami Gangguan Mental

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Rabu, 14 Desember 2022 |17:15 WIB
Ahli Kesehatan: Tak Mau Punya Anak Lebih Berisiko Alami Gangguan Mental
Ilustrasi, (Foto: Freepik)
A
A
A

FREEDOM atau kebebasan yang tak mau terenggut, jadi salah satu alasan yang sering jadi latar belakang banyaknya orang yang tak mau mempunyai anak, selain faktor ekonomi atau finansial.

Dengan memiliki anak, ada anggapan yang menilai bisa merenggut kebebasan dan kebahagiaan seseorang karena hidup otomatis akan berubah 180 derajat ketika sudah menjadi orang tua. Jika dilihat dari aspek kesehatan mental ini, benarkah demikian?

Anggapan jika punya anak justru membuat tak bahagia ini dibantah Ahli Keamanan dan Ketahanan Kesehatan, dr. Dicky Budiman. Menurutnya, merujuk pada hasil studi di negara maju, perempuan yang mempunyai anak itu lebih bahagia di masa tua dibanding perempuan yang memutuskan untuk tak memiliki anak.

"Fenomena di negara maju menunjukkan bahwa, orang-orang yang ogah punya anak ketika sudah memasuki usia lansia jadi lebih gampang stres dan berisiko tinggi alami gangguan mental health lainnya,” ujar Dicky kala dihubungi MNC Portal, Rabu (14/12/2022).

"Berbanding terbalik dengan perempuan atau pasangan suami-istri yang punya anak dan punya cucu, mereka lebih bahagia dan lebih terjaga dari gangguan kesehatan mental," lanjutnya.

Lebih lanjut dijelaskan, dampak dari child free bukan hanya soal kesehatan mental yang terganggu. Namun juga berisiko tinggi sebabkan masalah kesehatan fisik, terutama untuk perempuan.

Riset menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki anak mendapatkan manfaat kesehatan fisik, salah satunya menurunkan risiko terkena berbagai jenis kanker saluran reproduksi, kanker payudara dan penyakit kardiovaskular.

Satu studi di 2012 yang dilakukan pada populasi pedesaan di Australia menemukan jika orang yyang menikah dan punya anak, didapati memiliki usia yang lebih panjang daripada yang menolak punya anak.

"Mereka yang menikah dan punya anak usianya lebih panjang 16 tahun dibanding yang ogah punya anak," papar Dicky.

Secara ekonomi, dari studi ekonomi yang dilakukan pada 2014 menyebutkan bahwa pasangan menikah dan memiliki anak menjadi lebih produktif dibandingkan orang yang tidak mau memiliki anak.

"Jadi, tidak tepat pandangan yang bilang kalau punya anak masa tuanya akan susah. Justru karena punya anak, para orangtua ini lebih produktif," tutup Dicky singkat.

BACA JUGA:Salut! Selandia Baru Jadi Negara Pertama Larang Rokok bagi Anak Muda

BACA JUGA:9 Bahan Tambahan yang ada di Kondom, Salah Satunya Bikin Lengket

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement