Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Paul Alexander, Penyintas Polio yang Harus Pakai Paru-paru Besi

Pradita Ananda , Jurnalis-Selasa, 22 November 2022 |12:00 WIB
Kisah Paul Alexander, Penyintas Polio yang Harus Pakai Paru-paru Besi
Paul Alexander, (Foto: The Guardia/ Allison Smith)
A
A
A

Diafragma di tubuhnya juga tak lagi berfungsi dengan baik dan digantikan kerjanya oleh paru-paru besi. Ketika udara disedot keluar dari silinder dengan satu set bellow kulit yang ditenagai oleh motor, ada tekanan negatif yang diciptakan oleh ruang hampa untuk memaksa paru-paru Paul bisa mengembang. Saat udara dipompa kembali, perubahan tekanan dengan lembut mengempiskan paru-parunya. Ini adalah desisan dan desahan biasa yang membuat Paul tetap hidup, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (22/11/2022). 

Memakai paru-paru besih, saat tenaga medis memandikan atau mengatur fungsi tubuhnya, Paul pun harus menahan napas.

Poliomielitis atau polio memang penyakit mematikan, membunuh dengan cara membuat mati lemas dengan menyerang neuron motorik di sumsum tulang belakang, melemahkan atau memutus komunikasi antara sistem saraf pusat dan otot.

Tahun 1952 ketika Paul tertular virus sendiri, tercatat sebagai tahun wabah tunggal polio terbesar dalam sejarah Amerika Serikat karena ada hampir 58.000 kasus di seluruh negara. Dari jumlah tersebut, lebih dari 21.000 orang yang kebanyakan anak-anak mengalami berbagai tingkat kecacatan, dan 3.145 di antaranya meninggal dunia.

 BACA JUGA:Waspada 9 Penyakit yang Mengintai Pemilik Perut Buncit, Kanker Salah Satunya

!BACA JUGA:Kenali Beda Tahi Lalat dengan Kanker Kulit

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement