4. Jalur White Pass dan Yukon, Kanada-Amerika Serikat
Ketika trio pencari emas menemukan emas di anak sungai Klondike pada tahun 1896, hal tersebut menjadi semacam getok tular yang membuat sebagian besar warga dunia demam emas.
Para penyelundup emas mulai mendaki jalur Chilkoot yang berbahaya untuk mendapatkan harta karun tersebut.
Tetapi, antara tahun 1898 dan 1900, rel kereta api sempit dibangun di melalui medan yang tampak mustahil tersebut, untuk membuat perjalanan menjadi lebih mudah.
Jalur kereta White Pass dan Yukon melewati terowongan, jembatan, dengan kemiringan hingga 3,9 persen, serta tikungan tebing yang curam. Jalur tersebut juga mempunyai rute menanjak sejauh satu kilometer di 32 km pertama.
Pemandangan yang bisa Anda saksikan selama lintasan sejauh 109 km tersebut adalah Sungai Skagway yang terjepit di antara air terjun, hutan lebat, gletser, melintasi perbatasan AS/Kanada di White Pass, dan Danau Bennet.
5. Jalur Copper Canyon, Meksiko
Para penakluk Spanyol yang menemukan perak di Copper Canyon,di utara Meksiko pada abad ke-17, harus mempekerjakan keledai dan penduduk Raramuri untuk mengangkut rampasan mereka.
Mereka menyukai ‘El Chepe’ alias Copper Canyon Railway, yang menghubungkan kota pesisir Topolobampo ke kota pedalaman berdebu, Chihuahua.
Memakan waktu sekitar 90 tahun, jalur sepanjang 655 km tersebut akhirnya dibuka tahun 1961.
Dengan pemandangannya yang dramatis, El Chepe harus melewati 87 terowongan, 36 jembatan, dan tikungan tajam saat naik ke ketinggian 2.400 m.
6. Cusco-Machu Picchu, Peru
Jika Anda tidak punya waktu atau izin untuk mendaki Jalur Inca klasik ke Machu Picchu, maka ini adalah pilihan kedua yang bagus.
Kereta api yang berangkat dari Poroy, tepat di luar Cusco, membelah pegunungan, melewati desa Andes, Sungai Urubamba, dan benteng Inca di Ollantaytambo.
Perjalanan sejauh 86 km itu akan berakhir di Aguas Calientes, kota mata air panas. Dari sana Anda bisa melihat reruntuhan Machu Picchu yang tertutup kabut.
7. Jalur St Kitts, St Kitts-Nevis
Kereta wisata ukuran sempit St Kitts, ‘Kereta Api Terakhir di Hindia Barat’, merupakan pengingat ketika industri utama pulau Karibia yang subur bukanlah pariwisata, tetapi gula.
Pada tahun 1775, ketika Inggris memiliki pulau tersebut, St Kitt memiliki sekitar 200 perkebunan yang menanam ‘emas putih’. Pada awal abad ke-20, rel kereta di sekeliling pulau tersebut dibangun, untuk mengangkut rotan ke pabrik pusat.