Sindrom Stockholm mencakup jenis trauma lain di mana ada ikatan antara pelaku dan orang yang disalahgunakan. Disebutkan lebih lanjut, banyak profesional medis menganggap perasaan positif korban terhadap sang pelakunya sebagai respons psikologis (mekanisme koping) yang dipakai untuk bisa bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan bertahun-tahun dari trauma atau pelecehan.
Nah, dilansir dari Cleveland Clinic, Selasa (18/10/2022) beberapa gejala dari Sindrom Stockholm ini sendiri meliputi misalnya, ada perasaan positif terhadap para penculik atau pelaku kekerasan, lalu punya rasa simpati untuk keyakinan dan perilaku sang pelaku, dan justru ada perasaan negatif terhadap polisi atau figur otoritas berwenang lainnya.
Tidak hanya itu, beberapa gejala lainnya dikatakan mirip dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang termasuk seperti mengalami flashback, merasa tidak percaya, jengkel, gelisah atau cemas, tidak bisa bersantai atau menikmati hal-hal yang sebelumnya biasa dinikmati, hingga kesulitan untuk berkonsentrasi.
BACA JUGA:3 Gejala Bahaya Pasca-Benturan Kepala, Segera Bawa Pasien ke Rumah Sakit!
BACA JUGA:4 Gejala Varises, Salah Satunya Sekitar Pembuluh Darah Terasa Gatal
(Rizky Pradita Ananda)