BUKAN hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa mendengkur ketika tidur. Diperkirakan 10 persen anak mendengkur secara rutin dan 25-40 persen anak mengalami gangguan pernapasan yang berkaitan dengan mendengkur.
Dengkuran bisa menjadi kondisi yang mengganggu, terlebih jika Anda masih tidur dengan anak. Kondisi ini pun terjadi karena adanya getaran di bagian uvula dan palatum, yaitu struktur di bagian belakang tenggorokan.
Kerasnya suara dengkuran berdasarkan jumlah udara yang masuk, getaran di jaringan tenggorokan dan relaksasi jaringan tenggorokan saat tidur. Nah, Berikut cara menghilangkan ngorok pada anak saat tidur, seperti dilansir dari KlikDokter.

Mengganjal kepala anak dengan bantal
Sebagai orang tua, cermatilah kondisi tidur anak dengan lebih saksama. Jika anak tidur mendengkur karena sedang pilek, Anda tak perlu begitu khawatir. Cara menghilangkan dengkuran anak dengan mengganjalkan bantal di bawah kepalanya bisa membantu.
Memberikan obat atau alat pelega napas
Hal ini dapat membantu mengurangi keluhan mendengkur.
Hindari makan terlalu berat sebelum tidur
Terkadang, mendengkur saat malam hari juga bisa disebabkan karena anak makan malam terlalu berat sebelum tidur. Mungkin orang tua bisa menyiasatinya dengan memberikan makanan yang lebih ringan.
Hindari obesitas
Salah satu penyebab terjadinya OSA yaitu karena obesitas. Perhatikan berat badan anak agar tetap ideal, berikan makanan yang sehat, dan usahakan untuk beraktivitas fisik rutin 30 menit setiap harinya.
Gunakan penyaring udara
Apabila anak Anda mengalami alergi, penggunaan air purifier atau penyaring udara dapat membantu mengurangi alergen seperti debu, pollen, maupun bulu binatang dari udara.
Irigasi hidung
Jika penyebab mendengkur pada anak adalah hidung tersumbat, melegakan saluran hidung secara rutin dengan cairan saline dapat membantu meredakan gejala hidung tersumbat yang memicu terjadinya mendengkur pada anak.
Tapi, apabila keluhan mendengkur pada anak berlangsung terus menerus hingga mengganggu anak, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
(Martin Bagya Kertiyasa)