DEMAM yang sulit turun meski mengonsumsi obat penurun panas bisa jadi gejala DBD alis demam berdarah. Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi & Penyakit Tropis – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
"Demam tidak turun atau segera naik walau telah memberikan penurun demam seperti acetaminophen atau parasetamol," kata Anggraini.

Waspadai terkena DBD bila demam juga tak turun meski sudah memakai kompres hangat dan meminum cairan dengan rasa atau selain air putih. Demam juga bisa disertai kulit wajah kemerahan dan tidak nyaman saat menghadapi cahaya terang.
Jika itu terjadi, penting untuk mencari tahu apakah di lingkungan rumah, sekolah atau orang-orang di sekitar ada yang terkena penyakit Dengue untuk membantu memastikan penyebabnya.
Dengue adalah penyakit demam mendadak tinggi yang disebabkan virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Selain demam tinggi, tanda-tandanya berupa nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri belakang mata, ruam di kulit, hilang nafsu makan, perdarahan dan mual serta muntah.
Perdarahan pada Dengue bisa berupa mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah kulit di daerah muka, leher, dada atau punggung atas, tinja berwarna hitam atau darah haid yang berlebihan.
BACA JUGA:Bukan Cuma Bintik Merah, Ini Gejala Demam Berdarah Pada Anak yang Patut Diwaspadai
Seperti dilansir dari Antara, dalam perjalanan penyakit Dengue, fase kritis justru terjadi ketika demam mulai turun, di mana ada potensi terjadinya komplikasi pada Dengue antara hari ketiga hingga ketujuh. Pada fase kritis ada potensi komplikasi seperti syok karena perembesan plasma yang hebat, perdarahan otak, kelainan metabolik, kegagalan hati fulminan hingga syok berkepanjangan yang berujung kematian.