ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, angka kenaikan kasus Covid-19 global dapat menjadi masalah yang jauh lebih besar. WHO mengatakan ini karena turunnya testing Covid-19 di sejumlah negara.
Selain itu, WHO menyebut kombinasi beberapa faktor juga menyebabkan peningkatan tren kasus Covid-19. Kombinasi yang dimaksud adalah varian Omicron yang sangat menular dan turunan BA.2-nya.
"Peningkatan terjadi meskipun ada pengurangan pengujian di beberapa negara, yang berarti kasus yang kami lihat hanyalah puncak gunung es," ujar kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, dilansir dari Reuters, Jumat (18/3/2022)
BACA JUGA : Menkes Ungkap Pemilik Antibodi Covid-19 Tertinggi di Indonesia
Diketahui infeksi baru melonjak 8% secara global dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dengan 11 juta kasus baru dan lebih dari 43.000 kematian baru dilaporkan dari 7-13 Maret. Menurut WHO ini merupakan kenaikan pertama sejak akhir Januari.
BACA JUGA : Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Ingatkan Kasus Covid-19 Sedang Meningkat
Lompatan terbesar terjadi di wilayah Pasifik Barat, seperti Korea Selatan dan China yang kasusnya meningkat 25% dan kematian 27%. Kemudian, Afrika juga mengalami peningkatan 12% dalam kasus baru dan 14% peningkatan kematian, dan Eropa meningkat 2% dalam kasus tetapi tidak ada lonjakan kematian.
Sejumlah ahli mengkhawatiran Eropa menghadapi gelombang virus corona lain, dengan kasus meningkat sejak awal Maret di Austria, Jerman, Swiss, Belanda, dan Inggris. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa itu sebabkan penyakit lebih parah, dan tidak ada bukti bahwa varian baru lainnya mendorong peningkatan kasus.