Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jangan Konsumsi Sembarang Obat Jika Tak Mau Gagal Ginjal Kronis

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 10 Maret 2022 |17:37 WIB
Jangan Konsumsi Sembarang Obat Jika Tak Mau Gagal Ginjal Kronis
Ilustrasi Sakit Ginjal. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

MENUMBUHKAN kesadaran pengetahuan akan pentingnya merawat ginjal memang perlu dilakukan sejak dini. Pasalnya, ketika seseorang melakukan modifikasi gaya hidup yang tepat di usia muda, maka dapat mengatasi dampak penyakit ginjal yang mungkin akan dihadapi termasuk komplikasi.

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal berhenti bekerja cukup baik untuk bertahan tanpa dialisis atau transplantasi ginjal. Tahap awal kondisi ini seringkali tidak menimbulkan gejala.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sebanyak 90 persen orang dengan penyakit ginjal kronis (PGK) tidak tahu mereka memilikinya.

Hal ini juga diakui Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Aida Lydia, PhD., SpPD, K-GH. Dia menyatakan, sekitar sepertiga pasien dengan PGK belum mengetahui benar mengenai penyakitnya, progresifitas atau perjalanan penyakitnya serta modalitas terapi yang ada bila kemudian mengalami gagal ginjal.

"Pada awal perjalanan penyakit PGK umumnya tidak ada gejala, berbagai keluhan baru dirasakan bila penyakit sudah lanjut," tuturnya.

Menurut Aida, kemungkinan kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan ginjal menjadi salah satu penyebab umum pasien sering terlambat berobat dan sering datang dalam kondisi yang sudah lanjut. Padahal, gangguan ginjal dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, diagnosis dini dan tatalaksana yang optimal agar pasien tidak sampai mengalami gagal ginjal.

Ginjal

Di Indonesia, prevalensi PGK semakin meningkat setiap tahun, bila tidak diobati suatu ketika dapat mengalami gagal ginjal. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi PGK sekitar 0,38 persen.

Sementara itu, data registri Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2020 menunjukkan insidensi kumulatif pasien yang menjalani dialisis (cuci darah) sebanyak 61.786, dan prevalensi kumulatif 130.931.

Dari sisi biaya, data dari BPJS Kesehatan memperlihatkan, gagal ginjal menjadi salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan pembiayaan katastropik bagi pasien dengan total kasus saat ini mencapai Rp6,9 juta per tahun.

Menurut Direktur Utama Dewan Direksi BPJS Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD, sebanyak 238 ribu- 405 ribu pasien telah mendapatkan pelayanan yang pembiayaannya dijamin program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan biaya berkisar Rp4,3- Rp7,5 triliun setiap tahunnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement