MUSIM hujan identik dengan demam berdarah. Hal ini karena banyak genangan air yang pada akhirnya jadi tempat nyamuk berkembang biak.
Demam berdarah sendiri tidak boleh dianggap sepele, terlebih jika terjadi pada si kecil. Anak kecil pada umumnya belum bisa mengutarakan kondisi kesehatan mereka dan ini bisa berbahaya jika situasi tidak diperhatikan orangtua.
Karena si kecil belum bisa mengutarakan kondisi tubuhnya, ini menempatkan mereka pada kelompok rentan. Sebab, demam berdarah yang telat ditangani bisa berisiko kematian.
"Terlebih lagi jika pasien DBD telah memasuki fase berbahaya, dan terjadi pada anak-anak berusia lebih kecil yang belum dapat mengutarakan kondisi mereka," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Tropis Anak RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, dr Debbie Latupeirissa, Sp.A(K), Selasa (1/3/2022).
Anda sebagai orangtua mesti curiga ketika si kecil tidak aktif bergerak, makannya jadi susah, kemudian mulai muncul bercak merah di kulitnya.
Pada beberapa kasus, ada kecil yang mengalami perdarahan juga perlu diwaspadai ke arah demam berdarah atau masalah kesehatan lainnya.
"Jika si anak terinfeksi virus dengue penyebab demam berdarah, ada gejala khas yang muncul seperti demam tinggi tanpa disertai gejala lainnya, misalnya tanpa batuk, pilek, ataupun sesak napas," kata dr Debbie.
Nah, untuk mencegah si kecil terinfeksi virus dengue penyebab demam berdarah, ada 3 hal yang bisa dilakukan orangtua. Dokter Debbie menjelaskan selengkapnya di bawah ini:

1. Pastikan imunitas tubuh si kecil terjaga dengan baik
Menurut dr Debbie, virus dengue dapat dihadang apabila ia memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Oleh karenanya, menjaga imunitas anak adalah hal pertama yang wajib diperhatikan.
"Hal ini dapat dilakukan dengan pemenuhan nutrisi yang baik, yaitu dengan mencukupi asupan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) yang tepat," ungkapnya.
Selain itu, sambung dr Debbie, dapat juga diperkuat dengan pemberian vaksin dengue jika si kecil telah berusia 9-16 tahun.