SEKELOMPOK wisatawan lokal begitu asyiknya bercengkarama di unggukan bebatuan yang banyak terdapat di sungai air deras Sungai Kembang, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Bebatuan yang berlumut di kawasan destinasi wisata Kalsel tersebut dianggap seperti batu kebanyakan sehingga ada yang sudah rusak, diambil, dan diinjak-injak begitu saja.
Ternyata batuan kawasan yang tak jauh dari bendungan Riam Kanan itu bernilai sangat tinggi untuk sebuah penelitian, khususnya sejarah terbentuknya bumi Kalsel.
Hasil sebuah penelitian ternyata batuan Sungai Kembang termasuk batu sekis hijau yang sangat langka di dunia.
"Aku pikir batuan di Sungai Kembang, ya, seperti batu cadas biasa, atau unggukan batubara yang muncul di permukaan sungai, tidak tahu kalau batu tersebut termasuk yang langka," kata seorang pengunjung ketika berada di lokasi tersebut, belum lama ini.
Memang bagi para pengunjung yang datang dari berbagai arah menikmati di Sungai Kembang setelah parkir kendaraan di tebing, turun ke sungai lalu bercebur atau berendam di air deras di banyak bebatuan kawasan tersebut.
"Kami sering sering mandi di Sungai Kembang karena airnya sejuk alamnya indah, dan hanya satu setengah jam dari Banjarmasin," kata Murjani asal Banjarmasin.
Sungai Kembang adalah destinasi wisata Kalsel yang banyak didatangi orang untuk menyegarkan badan dan pikiran karena dekat dari perkotaan. Jalan dari Banjarmasin menuju ke objek wisata itu mulus, hingga mudah dari pengendara menjangkau kawasan yang berada di Geopark Meratus itu.
Kepala Bidang Air Tanah, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel, Ali Mustofa, ketika dikonfirmasi mengenai uniknya bebatuan Sungai Kembang saat kunjungan Dangsanak Geopark Meratus ke Mandiangin baru-baru ini tak membantah jika bebatuan di lokasi itu bernilai tinggi untuk penelitian asal bumi.