Virus itu diidentifikasi dari pelet feses kelelawar, sumber umum bagi para ilmuwan untuk mempelajari virus yang ada di tubuh kelelawar.
Lalu, pada 2014 peneliti menemukan fakta lainnya bahwa NeoCoV secara genetik 85 persen mirip dengan virus MERS-CoV, menjadikannya kerabat terdekat. Pada 2012, MERS-CoV telah menyebabkan epidemi dengan tingkat kematian 35 persen.
Menjadi pertanyaan sekarang, apakah NeoCov berbahaya bagi manusia? Benarkah virus ini menyebabkan kematian?
Sampai saat ini tidak ada kasus NeoCov pada manusia yang diketahui dan peneliti meyakini belum ada penyebaran virus antarmanusia. Sebabkan kematian yang dikatakan di awal ini dikaitkan dengan kekerabatan virus NeoCov dengan MERS.
Temuan ini mengingatkan para peneliti untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hal itu juga yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) setelah menerima hasil studi ini pada Jumat lalu.