JAKARTA - Lampu kabin pesawat seringkali dimatikan saat akan lepas landas (take off) maupun mendarat (landing), sadarkah kamu?
Melansir Simple Flying, lampu dimatikan lantaran pertimbangan aspek keselamatan penumpang dan kru pesawat .
Biasa jika terjadi keadaan darurat, visibilitas yang baik dapat mempengaruhi keselamatan penumpang.
Mengingat, umumnya mata manusia perlu 10 sampai 30 menit untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang gelap. Untuk itu, penumpang selalu diberi waktu untuk menyesuaikan diri.
Baca Juga:
Ternyata Ini Alasan Bandara Letakkan Kopermu di Conveyor Belt Bagasi Paling Jauh
Pemprov Papua Terbitkan Surat Edaran PPKM Jelang Natal dan Tahun Baru 2022, Begini Isinya
Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka dapat menjadi kendala penumpang untuk menyelematkan diri, terlebih jika penerbangan dilakukan malam hari.
Untuk itu, disarankan agar penumpang membuka tirai jendela agar membantu penumpang tetap sadar situasi saat berada dalam pesawat.
Selain itu, melihat pemandangan di luar pesawat dengan membuka tirai jendela bisa membuat penumpang tidak merasa cemas saat proses pendaratan pesawat.
Lebih lanjut, meredupkan lampu dibarengi pencahayaan dari jendela pesawat agar penumpang dan awak kabin memiliki peningkatan visibilitas. Hal tersebut memberi kesempatan penumpang agar lebih cepat dan aman dalam evakuasi jika keadaan darurat muncul.
Alasan rasional menjadi hal utama dilakukan pihak penerbangan. Karena pada akhirnya, keselamatan penumpang dan awak harus selalu diperhitungkan.
Tak hanya lampu petunjuk evakuasi, di dalam kabin pesawat juga terdapat lampu petunjuk lainnya yang patut diperhatikan, seperti lampu petunjuk dilarang merokok dan mengenakan sabuk pengaman.
Kedua lampu petunjuk tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Lampu tanda dilarang merokok memberi tahu seisi pesawat untuk tidak merokok di dalam pesawat. Sedangkan lampu tanda mengenakan sabuk pengaman, agar penumpang memakai sabuk yang berada di tempat duduknya.
(Kurniawati Hasjanah)