Pura Mangkunegaran, Istana Megah Bergaya Jawa-Eropa di Tengah Kota Solo
KABAR duka datang dari Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. Ya, penguasa Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IX atau lebih dikenal dengan Mangkoenagoro IX meninggal dunia pada Jumat (13/8/2021) dini hari tadi.
Almarhum merupakan anak laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro VIII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII yang lahir pada 18 Agustus 1951.
Bicara soal keluarga kerajaan di Solo, tentu tak bisa terlepas dari keberadaan Pura Mangkunegaran yang menjadi Istana Kerajaan, selain Keraton Kasunanan Solo yang juga masyhur.
Melansir dari website Dinas Pariwisata Surakarta, Pura Mangkunegaran dibangun pada tahun 1757 melalui perjalanan sejarah panjang. Pasca-kematian Amangkurat IV dari Kerajaan Mataram, kerajaan ini selalu diintervensi oleh pemerintah kolonial Belanda dan berhasil menempatkan Adipati Anom (PB II) sebagai pewaris kerajaan.
Padahal, Pangeran Arya Mangkunegaran adalah pewaris sah tetapi menentang Belanda sehingga memunculkan perang saudara di kalangan internal.
Baca juga: Tradisi Kirab Pusaka 1 Suro Pura Mangkunegaran Tahun Ini Ditiadakan
(Foto: Instagram/@puromangkunegaran)
Raden Mas Said, anak Arya Mangkunegaran tak tinggal diam dan memutuskan melawan Belanda hingga akhirnya melalui perjanjian Giyanti, Raden Mas Said mendapat bagian wilayah Surakarta bagian utara dan berkedudukan di Pura Mangkunegaran dengan gelar Mangkunegaran I.
Banyak hal menarik yang bisa dijumpai manakala Anda mengunjungi Pura Mangkunegaran ini tentunya dengan didampingi oleh seorang tour guide. Saat memasuki area Pura Mangkunegaran, Anda akan melihat hamparan halaman luas di sana.
Bangunan bergaya arsitektur Eropa bertuliskan Kavalerie-Artillerie yang menjadi tempat pasukan berkuda Mangkunegaran juga bisa disaksikan. Mata pengunjung juga akan dimanjakan oleh arsitektur pendopo bergaya perpaduan Jawa-Eropa.
Pendopo biasa digunakan untuk pertunjukkan tari dan wayang yang lazimnya diiringi satu set gamelan bernama Kyai Kanyut Mesem.
