PASIEN Covid-19 yang meninggal dunia jumlahnya semakin meningkat. Dikutip dari laman Peta Persebaran Covid-19, per-18 Juli 2021 total kematian seluruhnya adalah 71.397 jiwa.
Salah satu pasien Covid-19 meninggal, ayah dari salah satu pengguna Twitter @HelmiIndraRP. Dia menceritakan pada cuitannya itu ayahnya baru saja meninggal dunia akibat Covid-19 disertai komorbid (penyakit penyerta).
"Halo semua, Papah saya baru saja meninggal positif Covid dengan komorbid diabetes.
Setelah pertarungan beberapa hari akhirnya Papah kalah perang melawan COVID-19," tulisnya.
Baca Juga : Banyak Orang Tak Percaya Covid-19, dr Tirta Akan Terus Luruskan Berita Hoaks
Setelah beberapa hari terpapar, saturasi oxygen semakin drop. Karena sudah sangat rendah, kata Helmi, papanya baru akan dibawa ke rumah sakit. Kemudian masuk IGD RS sekitar pukul 3 pagi, untuk dibantu nafas menggunakan Oxygen.
"Setelah itu, jam 11 siang bisa masuk ruang isolasi, dan am 2 siang Papah sudah tidak bernafas lagi," terangnya.
Helmi mengatakan yang membuat Papanya kalah bertarung dengan COVID-19, yaitu hoaks berperan besar dalam hal ini diluar komorbid. Yakni percaya dengan berita hoax yang tersebar di sosial media hingga dari sumber-sumber lain.
Ia mencontohkan hoax yang dipercaya oleh papanya, seperti masuk rumah sakit akan di-Covidkan, interaksi obat membuat meninggal, vaksin ada kandungan babi dan dari China, dan informasi lainnya.
"Gara-gara sering bersliweran berita ini di grup WA dan Facebook, papa jadi percaya hoax-hoax ini," katanya.
Akibatnya papa Helmi tidak mau divaksin, karena percaya dengan hoax mengenai COVID-19 yang beredar. Kemudian saat terpapar tidak mau minum obat, akibatnya nyawa sang papa harus berakhir.
Helmi berpesan jangan sampai ada korban lagi akibat percaya dengan hoaks. Apabila mendapatkan pesan, dimana kevalidannya belum terkonfirmasi, maka jangan sampai disebar ulang kepada yang lainnya.
"Akan lebih baik jika bisa dan berani counter narasi dengan berita yang benar. Jangan pernah berhenti juga meyakinkan keluarga dan teman teman bahwa Covid itu benar adanya," Pungkasnya.
(Helmi Ade Saputra)