Kondisi rongga rahim juga harus sehat, tidak ada mioma, polip dan perlekatan yang bisa mengganggu rongga rahim. Sebab, rongga rahim penting untuk penempelan embrio. Jika ada kelainan rongga rahim, harus ada tindakan operatif sebelum embrio ditanamkan ke dalam rahim.
Syarat lainnya adalah tidak ada cairan pada salah satu atau kedua saluran telur (hidrosalping). Apabila ini terjadi, maka harus dilakukan tindakan berupa laparoskopi operatif untuk mengangkat saluran telur yang terkait untuk mencegah leakage cairan dari saluran telur ke dalam rongga rahim yang nantinya dapat mengganggu penempelan embrio.
Syarat lain yang tak kalah penting adalah siap secara mental dan finansial.
Pasangan yang sudah memenuhi syarat bisa melanjutkan dengan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan dasar infertilitas berupa analisis semen sperma, histerosalpingografi (HSG) untuk mengevaluasi saluran telur, USG transvaginal, dan konfirmasi ovulasi dengan melihat siklus haid wanita atau dengan pemeriksaan hormon.
Kemudian, calon ibu akan diberikan suntikan hormon setiap harinya untuk memperbesar ukuran beberapa cangkang telur (folikel), sehingga dapat dilakukan panen telur (ovum pick up). Nantinya, akan dipilih telur yang paling baik untuk digabungkan bersama sperma agar terjadi pembuahan.
"Apabila persiapan dan syarat-syarat sudah terpenuhi, maka dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi akan memulai program bayi tabung," jelas konsultan fertilitas, endokrinologi & reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre.
(Martin Bagya Kertiyasa)