Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cek Fakta: Vaksin Covid-19 Sebabkan Rahim Kering?

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Rabu, 23 Juni 2021 |09:41 WIB
Cek Fakta: Vaksin Covid-19 Sebabkan Rahim Kering?
Ilustrasi vaksin covid-19. (Foto: Freepik)
A
A
A

VAKSIN covid-19 disebut-sebut dapat menyebabkan rahim kering. Hal ini ramai dibahas netizen di linimasa media sosial. Salah satunya dalam unggahan akun Instagram @gosipnyinyir2. Di dalam unggahan tersebut ada netizen yang menyebut kalau vaksin covid-19 dapat menyebabkan rahim kering. Karena itu, para perempuan harus hati-hati menjalani vaksinasi.

"Saya tidak mau divaksin karena punya efek samping rahim kering," kata si netizen yang namanya disembunyikan. Lalu direspons netizen lain, "Serius?"

"Serius, min. Waktu itu ada wajib vaksin dari kantor. Tapi untungnya saya enggak bisa vaksin karena mau nikah dalam waktu dekat. Kata dokter yang skriningnya, si vaksin punya efek samping pengeringan rahim. Untung aja dapat dokter yang skrining baik, kalau enggak mah wassalam dibilang mandul nanti," jawab si netizen.

Baca juga: Virologist Prancis Sebut Mutasi Covid-19 karena Vaksin? 

Menanggapi hal ini, MNC Portal coba melacak kebenaran anggapan tersebut ke ahlinya. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Nina Martini Somad SpOG, itu adalah kabar tidak benar alias hoaks.

"Itu hoaks. Sejauh ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa vaksin covid-19 menyebabkan pengeringan rahim. Karena itu, dipastikan itu hoaks," tegasnya saat dikonfirmasi MNC Portal, Rabu (23/6/2021).

Ilustrasi vaksin covid-19. (Foto: Wirestock/Freepik)

Di sisi lain, dr Nina coba menyinggung permasalahan terkait menstruasi yang tidak lancar pasca-vaksinasi covid-19. Ini pun cukup ramai dibahas di media sosial.

Baca juga: Cek Fakta: Vaksin Covid-19 Ditarik di Pekanbaru karena Kurang Ampuh? 

Akun Twitter @DevinaYo memberi pernyataan seperti ini terkait efek vaksin covid-19 pada kelancaran menstruasi:

"Satu kemungkinan efek samping vaksin yang tidak dibicarakan cukup orang adalah jadwal menstruasi yang berantakan. Aku telat 11 hari. Ada yang jadi terlalu cepat juga. Kalau kata Caroline Criado-Perez, ini karena gender data gap. Contohnya, hasil trial tidak dipisahkan berdasarkan gender," ungkapnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement