Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jakarta Ulang Tahun, Yuk Kenali Filosofi Roti Buaya Hidangan Ikonik Betawi

Violleta Azalea Rayputri , Jurnalis-Selasa, 22 Juni 2021 |14:06 WIB
Jakarta Ulang Tahun, Yuk Kenali Filosofi Roti Buaya Hidangan Ikonik Betawi
Roti buaya (Givy)
A
A
A

2. Panjang roti tergantung dari ekonomi laki-laki

Sejarawan H.Irwan Sjafi’ie menjelaskan sepasang roti buaya pada saat akad nikah panjangnya 60-70 cm tergantung dari kemampuan ekonomi calon mempelai pria. Jika makin panjang, maka semakin banyak yang harus dibayar oleh mempelai pria.

Sepasang roti buaya ini nantinya akan dibawa ke rumah mempelai wanita setelah dihias warna-warni dengan kertas minyak. Hantaran ini bersamaan dengan uang mahar atau mas kawin, baju, selop, miniatur mesjid berupa uang belanja, alat make-up, dan lainnya.

 ilustrasi

3. Dipercaya enteng jodoh

Ketika menjadi seserahan, roti buaya harus selalu dalam kondisi mulus dan tak boleh rusak hingga sampai ke tangan mempelai wanitanya. Ukuran roti buaya juga dipercaya berkaitan dengan nasib rumah tangga pengantin tersebut. Makin keras dan makin besar roti buaya, maka akan semakin baik.

Setelah selesai acara pernikahan, roti buaya ini akan dibagi-bagi dan dimakan oleh para tamu. Masyarakat Betawi percaya bahwa siapapun yang memakan roti buaya tersebut akan lebih mudah mendapatkan jodoh di kemudian hari.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement