“Kami ingin melihat populasi koala pulih dan kami menginvestasikan 24 juta dolar Australia (sekitar Rp260 miliar) untuk restorasi habitat, penelitian penyakit dan genom, pemetaan populasi, dan dukungan kedokteran hewan,” kata Ley, Jumat (18/6/2021).
Baca juga: Dinosaurus Terbesar Ditemukan di Australia, Badannya Sepanjang Lapangan Basket
Kelompok-kelompok satwa liar menyambut baik langkah tersebut namun mengatakan itu seharusnya dilakukan jauh lebih awal.
“Seandainya Australia membentuk badan kepatuhan independen pada 2012 ketika koala di Australia timur pertama kali terdaftar sebagai hewan yang rentan, kita dapat menghindari apa yang terjadi hari ini. Namun kita tidak melakukan itu, kita terus menjalankan kegiatan seperti biasa,” kata manajer senior WWF Australia, Stuart Blanch.
(Salman Mardira)