BEBERAPA waktu lalu beredar kabar yang menyatakan vaksin covid-19 mengandung microchip. Kabar ini menyebar luas melalui beberapa unggahan di akun media sosial yang memperlihatkan seorang wanita menempelkan lengannya dengan sebongkah magnet. Magnet tersebut rupanya menempel di lengan tempat disuntikkannya vaksin covid-19.
Unggahan kabar vaksin covid-19 mengandung microchip tersebut menjadi viral dan membuat masyarakat menjadi khawatir. Menjawab hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan pernyataan resminya melalui laman resminya.
Baca juga: Wamenkes: Puncak Kasus Covid-19 Usai Lebaran Terjadi pada Pertengahan Juni
Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Profesor Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan kabar itu perlu dikaji dengan baik. Menurut dia, lubang jarum suntik sangat kecil sehingga tidak ada partikel magnetik yang bisa melewati.
"Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak mengandung logam. Jadi perlu dijelaskan bahwa berita tersebut hoaks," terang dr Sri.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Disiapkan 7.615 Tempat Tidur untuk Rawat Intensif
Tidak hanya itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa vaksin mengandung bahan aktif dan nonaktif. Di mana bahan aktif berisi antigen dan bahan nonaktif berisi zat untuk menstabilkan, menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikan masih baik.
"Adapun jumlah cairan yang disuntikan hanya 0,5 cc dan segera menyebar di seluruh jaringan sekitar, sehingga tidak ada cairan yang tersisa. Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembap biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang logam seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan yang bisa menempel karena daya magnet," pungkasnya.
(Hantoro)