Nyeri di bagian perut dan pinggang, jadi rasa sakit yang biasanya dialami oleh para wanita saat sedang menstruasi.
Tapi wanita di India satu ini mengalami lebih dari sekedar rasa nyeri di perut saat menstruasi. Bagaimana tidak, pasalnya perempuan yang tidak disebutkan identitas namanya tersebut diketahui memiliki kondisi langka, yakni mengeluarkan darah dari mata setiap kali datang bulan.

Seperti namanya, kondisi ini membuat wanita tersebut mengeluarkan darah dari matanya, setiap kali sedang menstruasi setiap bulannya. Awalnya, wanita tersebut memeriksakan diri ke suatu rumah sakit di Chandigarh, mengeluh tentang tangisan darah.
Menjalani semua pemeriksaan, semua hasil tesnya menunjukkan normal. Tapi, setelah mendapati wanita tersebut melaporkan kejadian yang sama telah terjadi sekitar waktu yang sama di bulan sebelumnya, dokter menilai kondisi ini ada kaitannya dengan menstruasi.
Sang wanita mengaku, kondisi matanya mengeluarkan tangisan darah tersebut tidak menimbulkan rasa sakit atau tak nyaman pada dirinya.
Dari tes oftalmologi dan radiologi yang ekstensif juga menunjukkan tidak ada sesuatu yang janggal, ditambah wanita ini diketahui juga tak punya riwayat mengalami perdarahan mata atau masalah oftalmologis apa pun, dan ia juga tidak mengalami pendarahan di bagian anggota tubuh lainnya.
Mengutip Oddity Central, Senin (22/3/2021) Setelah dipelajari, dokter mendiagnosa wanita ini dengan yang disebut ocular vicarious menstruation. Kondisi sangat langka ini menyebabkan wanita mengalami pendarahan dari organ ekstragenital, dengan yang paling umum biasanya pendarahan di hidung.
Namun tercatat juga, ada kasus penderitanya mengalami pendarahan dari bibir, mata, paru-paru atau perut. Ocular vicarious menstruation ini sendiri disebut ekstra langka, bahkan lebih langka daripada haemolacria.
Penulis studi kondisi kesehatan wanita di India tersebut menuliskan bahwa estrogen dan progesteron dapat meningkatkan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan hiperemia, kongesti, dan perdarahan sekunder dari jaringan ekstrauterin.
Setelah didiagnosa oleh dokter, wanita itu dikatakan sudah dirawat dengan kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron, dan setelah tiga bulan sang wanita tindak lanjut melaporkan ia sudah tak menangis air mata darah alias tak lagi mengalami pendarahan di matanya.
(Dyah Ratna Meta Novia)