Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Selama Pandemi Covid-19, 80% Anak Muda Alami Penurunan Mental

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Selasa, 16 Maret 2021 |12:13 WIB
Selama Pandemi Covid-19, 80% Anak Muda Alami Penurunan Mental
Ilustrasi (Foto : Timesofindia)
A
A
A

Pandemi Covid-19 memberi dampak nyata bukan hanya pada masalah kesehatan fisik, tetapi juga mental. Bahkan, hampir semua anak muda dilaporkan mengalami penurunan kesehatan mental selama pandemi berlangsung.

Laporan Risiko Global 2021 (Global Risks Report 2021), yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) bersama Zurich Insurance Group (Zurich), melaporkan bahwa 80 persen anak muda di seluruh dunia tercatat mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi.

Namun pada saat yang sama, 'kekecewaan yang dirasakan anak muda' (youth disillusionment) dan 'memburuknya kesehatan mental' (mental health deterioration) juga disorot sebagai top global blind spot atau risiko global yang paling terabaikan selama pandemi.

Kesehatan Mental

Pada konteks Indonesia, data yang dihimpun oleh layanan telemedicine Halodoc menunjukkan bahwa konsultasi terkait kesehatan mental di platform tersebut meningkat hingga 300 persen selama pandemi. Lonjakan drastis tersebut pun membuat layanan konsultasi kesehatan mental menjadi satu dari lima layanan konsultasi yang paling banyak digunakan pasien.

Laporan Risiko Global 2021 oleh WEF dan Zurich menjelaskan bahwa memburuknya kondisi kesehatan mental anak muda ini diakibatkan oleh prospek ekonomi dan pendidikan yang terbatas. Melambatnya ekonomi selama masa pandemi telah mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan dan generasi muda yang baru memasuki dunia kerja terpukul keras oleh situasi ini.

"Pelajar yang baru lulus dan mulai memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi cenderung berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka lainnya. Bahkan, menganggur selama satu bulan pada usia 18-20 tahun diprediksi dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 2 persen secara permanen di masa mendatang," tulis laporan yang diterima MNC Portal Indonesia, Selasa (16/3/2021).

Kesehatan Mental

Baca Juga : 4 Potret Cantiknya Jessica Mila Pakai Baju Renang Hitam, Netizen: Wanita Idaman

Baca Juga : Pesona Chelsea Islan Pakai Bra Putih Bikin Salfok, Netizen: Gak Sanggup Memandang Ini

Bagi anak muda di kawasan terpencil, risiko pengangguran ini berpotensi bisa menjadi semakin serius dengan adanya kesenjangan digital selama pandemi. Ketika anak muda di perkotaan lebih cepat beradaptasi dan berkembang di tengah digitalisasi, anak muda di pedesaan masih kesulitan mengimbangi minimnya akses dan infrastruktur digital.

Berdasarkan data UNICEF tahun 2020, setidaknya 30% pelajar di seluruh dunia kekurangan akses dan infrastruktur teknologi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran daring. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Agustus 2020 lalu menyatakan bahwa lebih dari 42.000 sekolah masih belum terakses internet.

"Dalam jangka panjang, disparitas digital dapat semakin memperlebar ketimpangan sosial-ekonomi dan menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam daya saing serta keterampilan sumber daya manusia," lanjut laporan tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement