3. Meracu
Meracu diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar nasi tawur, mengobor-obori rumah, menyembur rumah dengan mesiu, serta memukul benda-benda seperti kentongan hingga gaduh.
Ini bermaksud untuk mengusir Buta Kala di lingkungan rumah. Pengerupukan dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh. Ini adalah perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan kemudian dibakar.
Sayangnya di tahun ini, beberapa wilayah di Indonesia tidak melakukan pawai ogoh-ogoh karena virus COVID-19.
4. Nyepi atau Sipeng
Pinanggal pisan, sasih Kedasa atau tanggal 1, bulan ke-10, adalah Hari Raya Nyepi. Di hari ini suasana wilayah akan berubah seperti kota mati.
Tidak ada aktivitas yang dilakukan guna menghormati para umat Hindu yang sedang melaksanakan Catur Brata atau penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menggunakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).
5. Ngembak Geni
Sehari setelah Nyepi, umat Hindu akan mengadakan Ngembak Geni. Diambil dari bahasa Bali, Ngembak berarti bebas dan Geni berarti Api. Ngembak Geni secara luas kembali melakukan aktivitas.
Setelah selesai, akan dilakukan Dharma Santi atau bersilaturahim saling memaafkan, di lingkungan keluarga, teman, sahabat. Selepas itu, baru diperbolehkan untuk melakukan aktifitas kembali.
(Salman Mardira)