WAKIL Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengajak generasi milenial dan generasi z (zoomers) mengambil peran untuk ikut mengembangkan pariwisata berkelanjutan melalui teknologi.
Angela Tanoesoedibjo saat menghadiri webinar Co-Creation dalam Program Sustainable Tourism Development di Era Generasi Milenial dan Generasi Z di Jakarta, Kamis (26/2/2021), mengatakan webinar ini dirasa tepat sasaran karena dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan perlu melibatkan suara dan preferensi dari generasi muda.
Baca juga: Angela Tanoesoedibjo Bicara Tren Sociopreneurship di Kalangan Milenial, Apa Itu?
"Ini topik yang sangat dekat di hati saya, dan saya yakini ini juga akan diminati oleh generasi muda yang sangat peduli sekali dengan isu-isu keberlanjutan sebagai bentuk rasa peduli terhadap lingkungan dan masyarakat," ujar Angela.
Angela mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan hidup dan juga preferensi masyarakat dalam berwisata. Termasuk generasi muda yang semakin peduli dengan isu-isu keberlanjutan lingkungan.
Pelancong milenial dan generasi z di masa datang akan memilih destinasi yang ramah lingkungan, aman, sehat, jauh dari keramaian dan lebih otentik.
"Akibat pandemi ini, kepedulian masyarakat meningkat mengenai isu-isu keberlanjutan terutama bagi milenial dan generasi z. Yang disimpulkan oleh salah satu riset, mereka terdorong dan semakin peduli terhadap lingkungan dan ingin ikut membuat perubahan yang baik bagi masyarakat," katanya.
Artinya, lanjut Angela, pengembangan pariwisata ke depan tidak boleh lagi berorientasi kepada nilai ekonomi yang dihasilkan, namun dari kesejahteraan yang diperoleh dan dapat diwariskan dari pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Digelar di 5 Kawasan Wisata Bali, Ini Harapan Sandiaga Uno
Angela mengatakan generasi muda dapat memainkan perannya dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi. Di antaranya dengan mempromosikan pariwisata berkelanjutan tanah air dan juga dalam peningkatan pengalaman berwisata.
"Sebagai contoh mulai dari booking desa wisata, melakukan pembayaran cashless sampai membagikan momen di media sosial," ujarnya.