JIKA Anda ingin melihat fenomena alam yang unik, berkunjunglah ke Bledug Kuwu. Gunung api lumpur di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini salah satu objek wisata. Telaga lumpur hangat seluas 45 hektar jadi pemandangan menarik.
Di Bledug Kuwu pengunjung dapat melihat letupan gelembung lumpur keluar dari permukaan tanah. Bledug Kuwu diyakini masyarakat telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Baca juga: Viral Sajadah Hijau dan Tatapan Kosong Faisal Rahman ke Jendela Pesawat
Lumpur ini berasal dari endapan laut purba yang menyembur karena tekanan air vertikal. Lumpur yang disemburkan disertai asap putih berupa gas hidrogen sulfida. Asap tersebut membubung tinggi hingga 3 meter dan di waktu-waktu tertentu dapat mencapai 10 meter.
Uniknya, letupan lumpur Bledug Kuwu juga mengeluarkan percikan air yang mengandung garam. Padahal secara geologis Bledug Kuwu tergolong jauh dari areal pantai.
Kandungan garam yang ada pada air tersebut lantas dimanfaatkan warga sekitar sebagai mata pencaharian. Setiap harinya warga memproduksi garam secara tradisional dan kerupuk karak yang berbahan dasar nasi serta garam untuk dijual kembali.
Tak hanya keunikannya, ada sebuah legenda yang mengisahkan asal-usul terbentuknya Bledug Kuwu. Legenda ini diyakini masyarakat dan membuat Bledug Kuwu menjadi lebih menarik lagi untuk dikunjungi terutama bagi penggemar kisah-kisah kuno.
Mengutip dari grobogan.go.id, Selasa (2/2/2021), dikisahkan bahwa sekitar abad ke-7 Masehi, Grobogan merupakan bagian dari Kerajaan Medang Kamolan yang dipimpin Dewata Cengkar sebelum tahta jatuh pada Ajisaka.
Baca juga: Ungkap Makna Kehilangan, Pramugari Aldha Refa: Allah Tahu yang Terbaik
Dewata Cengkar dikenal sebagai raja yang suka makan daging manusia dan perilakunya meresahkan. Sementara Ajisaka adalah pengembara yang prihatin dengan kondisi rakyat. Ajisaka menantang Dewata Cengkar adu kesaktian. Dewata Cengkar kalah dan tercebur ke Laut Selatan. Ia tak mati, tapi tubuhnya menjadi buaya putih.
Ajisaka akhirnya dinobatkan oleh rakyat sebagai Raja Medang Kamolan. Kemudian muncullah naga yang mengaku dirinya anak Ajisaka bernama Jaka Linglung.