Belanja oleh-oleh di Malioboro dan Pasar Beringharjo

“Malioboro dipenuhi dengan toko-toko yang menjual barang-barang antik, dan pedagang kaki lima yang menawarkan souvenir dengan harga terjangkau, jadi Anda pasti akan menemukan sesuatu yang menarik di jalan ini. Jika Anda mencari batik untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, Malioboro adalah tempat yang tepat untuk Anda," tulis laman resmi Indonesia Travel.
Selain belanja di Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo adalah lokasi yang wajib dikunjungi saat Anda berburu souvenir khas Yogyakarta. Seringnya, pengunjung berburu oleh-oleh berupa pakaian, cinderamata, kain batik, serta makanan khas Kota Gudeg untuk dibawa pulang ke kota asal. Saat berbelanja di sini, jangan lupa untuk menawar, ya.
Baca Juga: 4 Minuman Segar Khas Bali Menyehatkan dan Ampuh Lepas Dahaga
Kulineran sambil menikmati malam di Malioboro
Usai berbelanja, tak ada salahnya untuk beristirahat di kawasan Jalan Malioboro. Tempat ini menjadi spot favorit warga lokal untuk menikmati sore sambil mengobrol di bangku jalan yang disediakan secara gratis. Selain itu, Anda juga bisa jajan makanan ringan yang dijual oleh pedagang sekitar.
Di Kawasan Malioboro ada banyak jajanan yang bisa anda coba seperti wedang ronde, Gudeg khas Yogyakarta, Kopi Joss yang unik yang dihidangkan menggunakan gelas ukuran sedang yang mana didalamnya masih terdapat bara arang panas. Selain itu ada juga nasi pecel dan Sate Kere yang harganya sangatlah murah.
“Salah satu kuliner yang kudu dicoba saat liburan ke Malioboro Yogyakarta itu selain gudeg dan bakpia ya kopi jossnya lur! ☕😃” tulis akun Instagram @wisatamalioboro dalam captionnya
Belajar sejarah di Benteng Vredeburg

Benteng peninggalan zaman Belanda yang satu ini dibangun pada 1765 terletak diujung selatan Jalan Malioboro. Berada tepat sebelum KM Nol Yogyakarta, tepat berada di depan Istana Negara.
Bangunan ini difungsikan sebagai museum yang menyimpan benda-benda kuno seperti patung, senjata, dan karya seni lainnya. Di dalam area Museum Anda bisa banyak belajar sejarah dalam wujud diorama-diorama sebagai pengingat peristiwa perjuangan sejarah terdahulu yang terbagi dalam banyak ruangan.
(Dewi Kurniasari)