AKSI demonstrasi menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang sempat diwarnai kericuhan di Gedung DPRD DIY dan seputaran Malioboro, disesalkan banyak pihak.
Pasalnya, dampak dari adanya kericuhan tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi bagi para PKL di Malioboro, tapi juga berdampak ke sektor pariwisata.
Hal itu dibuktikan dengan adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan pasca terjadinya aksi yang berujung tindakan anarkis.
“Malioboro merupakan salah satu ikon pariwisata di Yogyakarta. Sehingga adanya aksi unjuk rasa yang berujung pada kericuhan kemarin sedikit banyak berdampak pada terjadinya penurunan jumlah kunjungan pariwisata ke DIY. Bahkan pada libur akhir pekan Sabtu dan Minggu kemarin, penurunan itu sudah mulai terasa,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) DIY, Singgih Rahardjo, dilansir dari laman KRjogja.
Singgih menjelaskan, berdasarkan data yang ada di aplikasi Visiting Jogja, jumlah kunjungan wisatawan menunjukkan penurunan. Padahal, sebelum adanya aksi tersebut, setiap Sabtu dan Minggu terjadi peningkatan dibandingkan hari biasanya.