Membahas anak erat kaitannya dengan pemenuhan, perkembangan, dan pemenuhan hak mereka. Sebagai seorang anak, mereka ingin dicintai, diperhatikan, serta dipenuhi kebutuhannya.
Baik dalam kondisi pandemi atau tidak, hal tersebut wajib untuk diberikan kepada anak-anak. Namun, pada saat kondisi seperti ini tentu orangtua harus lebih ekstra dalam memberikan perhatiannya.
"Saat ini, anak-anak banyak yang belum bisa mendapatkan haknya untuk sekolah, berkumpul dengan teman sebaya, bersosialisasi, serta bermain. Tentu hal ini dapat menimbulkan stres karena anak terlalu banyak berada di rumah," tutur psikolog Meity Arianty saat dihubungi Okezone pada Minggu 23 Agustus 2020.
Baca Juga : Liburan ke Labuan Bajo, Asyiknya Salmafina Sunan Berjemur Pakai Bikini
Terlebih jika anak tersebut tidak memiliki saudara kandung dan orangtuanya sibuk bekerja, anak-anak akan lebih tertekan karena ia harus berdiam diri di rumah sepanjang hari, bahkan tidak ada yang membantunya belajar.
"Bisa dibayangkan bagaimana kondisi psikologis mereka jika pandemi terjadi lebih lama dan pemerintah tidak memikirkan solusi untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah," ujarnya.
Karena menurutnya, tidak semua orangtua dapat menjalankan perannya sebagai orangtua sekaligus menjadi guru di rumah. Karenanya, tak heran jika banyak anak-anak yang "terlantar" tanpa disadari.