Sementara Bupati Abdul Faris Umlati, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat Yusdi Lamatenggo di tempat yang sama, mengatakan pariwisata Raja Ampat ditutup sejak Maret 2020, karena virus corona.
“Otomatis tidak ada orang ke Raja Ampat, resort pun tutup, semua tutup. Tapi sekarang Raja Ampat sudah zona hijau, tapi kita sempat oranye. Total ada 19 orang tapi semua sembuh,” katanya.
Pariwisata sudah dibuka untuk turis domestik atau nusantara. Sementara untuk wisatawan mancanegara akan dibuka setelah melihat perkembangan dan evaluasi dari kunjungan pelancong domestik nantinya.
“Kita dituntut membuat protokol adaptasi kebiasaan baru. Sudah ada Pergub, dan instruksi Menteri, sekarang kita mulai dengan wisatawan domestik. Karena asing belum dapat restu. Kemudian ada hal baru, kita di Raja Ampat ada 10 aturan baru yang harus ditaati buat wisatawan yang ingin berkunjung. Seperti registrasi online, memiliki surat keterangan rapid dan lainnya,” katanya.
Bupati berharap Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi pariwisata, tapi menjadi lompatan untuk melakukan inovasi.
“Dan kita minta ke pelaku usaha seperti dive center dan lainnya, agar tidak terlalu asing sentris. Memang Raja Ampat terkenal dengan wisatawan asingnya. Karena semua wisatawan yang diving di sini adalah asing, dan memang pasarnya luar negeri. Desain dive resort artinya resort dan peralatan divingnya membutuhkan investasi yang besar. Kalau hanya tamu umum bisa saja, tapi mereka pikirkan alatnya,” tuturnya.
Hanya saja, dalam kondisi Covid-19 kehadiran tamu asing belum dipastikan. Ia pun meminta pelaku pariwisata Raja Ampat untuk turut membidik wisatawan domestik.
“Kita imbau, bisa ngga kalau disasar wisatawan domestik. Tentunya, dengan harga yang beda. Misalnya Kalau asing harga menginap Rp 3 juta, mungkin untuk wisatawan domestik bisa Rp 1 juta permalam. Pada dasarnya mereka mau. Tapi, yang menjadi masalah investasi dive resort itu mahal. Dan kebanyakan pemilik kapal stay di Bali, mereka pun mengeluh sepi. Kalau pun masuk wisatawan, itu tidak sepadan,” katanya.
Bupati Abdul Faris Umlati juga mengingatkan jika pandemi Covid-19 belum berakhir. Untuk itu, pihaknya tetap melakukan protokoler pencegahan Covid-19 yang ketat. Kalau nanti dampaknya baik dan bisa diatur, kita lanjutkan pembukaan pariwisata. Tapi kalau tidak, kita akan lakukan evaluasi.
“Kita tidak mau zona hijau ini kemudian berubah menjadi banyak lagi pasiennya karena dibukanya objek wisata. Tapi kita harap dengan dibukanya pariwisata semangat masyarakat meningkat lagi,” katanya
Menurutnya, Raja Ampat menjadi sebuah destinasi wisata dan berkaitan dengan sektor ekonomi dan pendapatan daerah.
“Untuk destinasi wisata yang mau kita buka, kita lakukan launching protokoler Covid-19. Meski objek wisata dibuka, pengunjung dan wisatawan harus tetap berkomitmen untuk menjaga kesehatan. Zona hijau bukan jaminan, tapi sebagai bentuk peningkatanekonomi dan pendaatan masyarakat,” katanya.