Jika kamu kesini, maka kamu akan merasakan sensasi masuk dalam Kota Rivendell tempat para elf tinggal dalam film Lord of The Ring. Kita akan masuk dalam selangkang dua kayu raksasa yang menghubungi antar sungai lewat jembatan akar. Apalagi akar-akarnya terjuntai terkesan angker.
Tapi tenang daerah ini ramai kok dan tidak sepi. Tidak ada orcs seperti di film Lord of The ring yang akan menyergapmu.
Di jembatan tersebut ada tukang parkir, penjual karcis, penjual makanan. Banyak pula warga yang berkunjung untuk menikmati sensasi jembatan tersebut atau hanya sekedar untuk selfie.
Konon kabarnya jembatan akar ini dibangun sejak tahun 1916 oleh Pakih Sokan, seorang guru mengaji di daerah Lubuak Silau dan Sungai Bayang, di Nagari Puluik-Puluik, Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Jika dihitung tahun ini, maka jembatan ini sudah berumur satu abad lebih atau 104 tahun, sudah sangat tua.
Menurut cerita masyarakat setempat, awalnya Pakih Sokan ini kasihan melihat murid-muridnya datang mengaji dengan menyeberangi jembatan bambu, kadang-kadang jembatan itu tersapu banjir ketika arus deras apalagi musim hujan.
Kemudian Pakih Sokan menanam dua pohon bersebarangan satu pohon beringin dan satu lagi pohon jawi-jawi keduanya ditanam berhadapan dan dipisahkan sungai. Setelah besar kedua pohon tersebut kemudian dijalinlah akarnya dan disambungkan antara akar jawi-jawi dan akar beringin.
Setelah akarnya terjalin sudah membentuk sebuah jembatan tapi belum bisa dijadikan alat penyebarangan, ini perlu 20 tahun lagi untuk bisa menyatu kuat antara akar beringin dan akar jawi-jawi.
Baca juga: 8 Makanan Indonesia dalam Bahasa Prancis, Mana Paling Susah Diucapkan?
Nah selama 20 tahun tersebut akar tersebut dibalut dengan kulit pisang agar lebih cepat pertumbuhannya dan itu berulang-ulang dilakukan. Setelah dirasa kuat jembatan akar tersebut baru bisa dilewati.
Bahkan untuk merawat jembatan akar tersebut masih terus diberikan batang pisang di dalam jembatan yang dibentuk.
Kini jembatan sepanjang 25 meter dan lebar 1 meter lebih ini sudah dijadikan objek wisata andalan Kabupaten Pesisir Selatan. Meski pada saat pandemi corona ini ditutup pemerintah namun sejak diterapkan new normal jembatan ini sudah dibuka untuk umum.
Bahkan untuk lebih kuatnya pihak pemerintah sudah membuat tulang besi di jembatan akar tersebut untuk menghidari jembatan putus bahkan untuk menyeberangi petugas akan mengatur agar tidak melebih kapasitas.
Di bawah jembatan tersebut bisa juga untuk mandi. Banyak pengungjung sambil selfie kemudian dilanjutkan dengan mandi-mandi di bawah jembatan akar tersebut.
Untuk menuju kesana kalau kamu dari Padang akan menuju ke Kabupaten Pesisir Selatan dengan jarak 88,1 kilometer dengan lama waktu sekira 2,23 jam sampai 3 jam perjalanan menuju jembatan unit yang sudah berumur satu abad tersebut. Untuk tiket masuk dewasa akan dikenakan uang karcis Rp5.000 dan anak-anak Rp2.500
(Dyah Ratna Meta Novia)