Teknik story telling atau menceritakan sebuah kisah merupakan teknik yang bisa jadi nilai tambah bagi wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi wisata. Story telling ini cocoknya untuk menghidupkan suasana dalam meningkatkan pengalaman berwisata, terutama pada situs-situs warisan dunia seperti di Candi Prambanan maupun Candi Borobudur.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Manggar Sari Ayuati mengatakan, peta penyebaran situs di kawasan Prambanan terdapat kurang lebih 30 situs yang bisa dieksplorasi. Sembilan situs berlatar agama Hindu seperti Candi Prambanan, Kedulan, Barong, Ijo, Miri, Pondok, Ganesha Dawangsari, Sumur Bandung, dan Randu Gunting.
Kemudian 14 situs berlatar agama Buddha seperti Sewu, Bubrah, Lumbung, Ghana, Plaosan, Sojiwan, Kalasan, Sari, Pakem, Bugisan, Bogem, Sumber Watu, Dawangsari, dan Banyunibo. Satu situs pemukiman Ratu Boko, satu situs Perbengkelan Gupolo. Lima situs tidak teridentifikasi latar belakang keagamaannya seperti Tinjon, Watu Gudig, Karang, Sanan, dan Patihan.
“Kawasan Prambanan merupakan sebuah kota kuno (ancient city) terbukti dari banyaknya peninggalan budaya yang ada. Ini juga merupakan peninggalan Kerajaan Mataram kuno yang merupakan sebuah peradaban yang maju dengan segala organisasi kenegaraan yang telah terstruktur dengan baik sehingga menjadi salah satu peletak dasar kehidupan bernegara di Indonesia,” kata Manggar, Jumat, (12/6/2020).