Omzet Drop
Dampak dari pandemi virus corona dan penyakit Covid-19, turut dirasakan oleh para pelaku industri kuliner. Terlebih setelah Presiden Joko Widodo mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, dan menerapkan kebijakan Work From Home (WHF).
Alhasil, banyak coffee shop dan tempat nongkrong lainnya jadi sepi pengunjung. Hal tersebut diakui oleh Fadil Daril Khairun, barista dari Kopi Muja. "Kerasa banget. Biasanya di hari biasa itu costumer yang datang bisa sampai 50 orang. Kalau ada acara bisa lebih dari 100 orang. Sekarang benar-benar sepi, bisa dihitung dengan jari," ujar Fadil saat ditemui di Kopi Muja, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut Fadil menjelaskan, buntut dari pandemi virus corona ini juga membuat omzet coffee shopnya menurun drastis, bahkan hingga 70%. Bila biasanya mereka meraup keuntungan kotor Rp7 juta - Rp8 juta di hari biasa, dan Rp10 juta - Rp11 juta di akhir pekan, kini omzet yang diterima hanya berkisar Rp2 juta - Rp3 juta saja.
Penurunan omzet tersebut mulai dirasakan sejak hari Senin 16 Maret lalu, satu hari setelah Presiden Joko Widodo menggelar konferensi pers di Istanaga Bogor, Jawa Barat. "Sekarang omzet paling banyak itu cuma Rp3 juta. Susah banget mau nembus Rp4 juta. Soalnya banyak sekolah yang diliburkan, pekerja kantoran juga Work From Home. Jadi benar-benar terasa penurunannya," ungkap Fadil.
Selain itu, belakangan perilaku kostumer pun mengalami sedikit perubahan. Jika sebelumnya mereka bisa nongkrong hingga berjam-jam, kini rata-rafa konsumer hanya mampu bertahan kurang dari 3 jam saja.
Kendati demikian, Fadil mengatakan bahwa coffee shop harus tetap dibuka demi menambah pemasukan. Sebagai upaya pencegahan, sejumlah coffee shop termasuk Kopi Muja telah menerapkan beberapa kebijakan baru. Mulai dari perubahan jam operasional, pemberlakuan sistem cashless (non-tunai), penggunaan paper cup dan wadah makanan sekali pakai, hingga penyemprotan disinfektan secara rutin.
(Muhammad Saifullah )