Pemerintah China telah mengeluarkan sikap bahwa setiap korban meninggal virus korona harus dikremasi sesegera mungkin. Perintah ini dilakukan demi meminimalisir penyebaran virus.
Namun, yang membuat banyak warga China kurang setuju dengan perintah ini adalah pihak keluarga dilarang melihat jasad sebelum akhirnya dikremasi dan tidak boleh dikubur di tanah. Sekali lagi, tujuannya untuk menghentikan penyebaran virus korona.
Nah, karena peraturan ini seorang warga China mengeluhkan bahwa dirinya tidak menerima permohonan izin sebelumnya dari pihak rumah sakit sebelum akhirnya jasad keluarganya dikremasi. Kisahnya itu ditayangkan dalam laman Caijing.com.cn pada (1/2).

Dilansir dari News.au, kisah ini terbongkar setelah salah satu keluarga korban meninggal virus korona menceritakan pengalamannya pada laman Caijing tersebut. Dijelaskan di sana, dia tidak menerima pemberitahuan sebelumnya mengenai kremasi tersebut. Ia pun menduga pemerintah sengaja menghilangkan kasus ini.
Cerita disampaikan perempuan bernama Liu Mei. Ayah mertuanya dikabarkan meninggal akibat virus korona di rumah setelah ditolak beberapa rumah sakit di Wuhan dengan alasan tidak ada tempat tidur lagi.
“Pada 26 Januari 2020, keluarga Liu Mei menerima surat kremasi. Ayah mertuanya, 73 tahun, berhenti bernapas di rumah dan dilarikan ke rumah sakit," kata versi terjemahan dari cerita itu.