Prinsipnya, rumah sakit ini telah siap menghadapi ancaman virus korona dan memiliki kecakapan serta pengalaman cukup terkait penyakit sejenis, yang muncul sebelumnya.
“Kementerian Kesehatan sudah memberikan peningkatan kewaspadaan. Lini pertama yang dipakai adalah KKP, kantor pelabuhan. Jadi misalnya di bandara, di dermaga, di pintu-pintu masuk. Bagaimana dengan rumah sakit? Sebelum kasus ini muncul, Sardjito sudah antisipasi itu sehingga kita lakukan simulasi, supaya kalau memang betul-betul ditemukan di sini, kita sudah siap betul,” kata Banu.
RSUP Dr Sardjito sebagai rumah sakit rujukan nasional telah memiliki pengalaman dalam penanganan kasus SARS pada 2013. Jika benar-benar terjadi kasus virus korona, tenaga parkir, perawat, bagian obat bahkan sampai direktur rumah sakit telah tahu apa yang harus dilakukan.
Banu mengatakan, mereka sudah memiliki 87 ruangan khusus yang disiapkan terkait serangan virus semacam ini. Ruangan khusus dengan tekanan negatif, di mana udara terpompa keluar dan mampu menyedot virus, selalu disiagakan. RS Sardjito meyakinkan masyarakat bahwa mereka siaga terkait sebaran virus corona.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Dr. dr. Darwito, SH., Sp.B(K) Onk juga memastikan rumah sakit yang dipimpinnya memahami prosedur yang ditetapkan. Apalagi, posisi Yogya sebagai kota tujuan wisata populer, termasuk turis dari China.
(Dyah Ratna Meta Novia)