PERNAHKAH Anda memperhatikan para pemain Palang Pintu beraksi? Pakaian mereka akan sangat khas pun urusan logat bicara yang sangat Betawi. Kebudayaan yang satu ini terus dilestarikan sampai sekarang.
Jika diperhatikan lebih detil, para pemain palang pintu biasanya akan mengenakan peci merah yang dipadukan dengan celana gombrong merah di atas mata kaki. Pakaian ini menjadi ciri khas mereka dan Anda akan sering menemukan orang dengan tampilan ini di Setu Babakan, Jakarta Selatan.
Tapi, apakah Anda tahu apa alasan peci Betawi merah? Adakah makna khusus dari penggunaan warna menyolok tersebut?
Okezone coba menanyakan hal ini pada pelaku budaya Betawi Minin. Sosok pria berusia 60 tahun asli Betawi itu menjelaskan, peci Betawi merah adalah simbol atau kekhasan dari budaya Betawi itu sendiri. Sejujurnya, orang Jawa Barat pun ada yang mengenakan peci merah.
"Jadi, itu suatu simbol kekhasan dari kebudayaan," ungkapnya saat diwawancarai Okezone di Setu Babakan, Jakarta Selatan.
Babeh Minin, sapaan akrabnya, menegaskan, tidak ada alasan khusus kenapa peci khas Betawi itu merah. Tapi, dia coba menjelaskannya dari sisi keserasian. Ya, peci merah dipakai biasanya saat seseorang juga mengenakan celana dan baju merah. "Supaya serasi kelihatannya," sambungnya.
Ada hal penting ternyata di balik peci merah Betawi. Diterangkan Babeh Minin, saat seseorang ingin mengenakan peci merah dalam kondisi 'serius', maka ia harus menyematkan pin berbentuk golok yang dibuat dari kuningan.
Pemakaian pin golok ini menyimpan makna yang cukup dalam. Jadi, ketika Anda mengenakan peci merah dan ingin menyematkan pin, pastikan pin diletakkan dalam kondisi menunduk atau turun. Ini dimaknai sebagai filosofi padi, semakin besar semakin menunduk.
"Nah, akan bahaya ketika Anda mengenakannya dalam posisi sejajar. Kalau Anda pakai begitu, Anda akan ditanya 'udah sejauh mane kemampuan lo?'," papar Babeh Minin.
Menyejajarkan pin golok berbahan kuningan di peci merah Betawi berarti Anda menantang kemampuan ilmu yang dipunya. Jadi, usahakan untuk menundukan posisi pin, karena ini berarti Anda berjiwa rendah hati.
(Martin Bagya Kertiyasa)