Bali tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam. Tak kalah pentingnya, kuliner Bali menjadi salah satu alasan wisatawan mengunjungi Pulau Dewata itu berkali-kali.
Sebut saja sate lilit, nasi campur, hingga nasi jinggo, yang menjadi favorit banyak wisatawan dari berbagai daerah. Namun di antara begitu melimpahnya kuliner khas Bali yang bisa dinikmati wisatawan, ternyata masih banyak yang belum dikenal. Salah satunya adalah bebek timbungan.

Selama puluhan bahkan hampir ratusan tahun, menu ini seakan menghilang. Menu khas Tabanan ini baru muncul dan dikenalkan kepada wisatawan sejak tiga tahun yang lalu.
Bebek timbungan adalah menu olahan bebek yang dimasak dengan bumbu genep atau rempah khas Bali. Tekstur daging bebek sangat empuk dan berlumur rempah yang rasanya meresap sampai ke dalam.
Bumbunya pekat dan rempah-rempahnya sangat terasa sehingga menimbulkan sensasi rasa pedas dan asin yang memuaskan lidah.

Berdasarkan catatan Dharma Caraban atau kitab lontar kuni Bali, Timbungan berasal dari dua kata, 'Tim' yang artinya 'dikukus' dan 'Bung' yang artinya 'bambu muda'. Jadi proses masaknya dengan cara dikukus dan diletakkan di dalam batang bambu yang dipotong.
Zaman dulu, bebek timbungan hanya dipersembahkan untuk para raja, keluarga kerajaan, upacara khusus, dan tamu kerajaan. Proses memasak yang bisa memakan waktu 15 jam menjadi salah satu alasan hidangan ini hanya dibuat untuk acara tertentu.

"Prosesnya memasaknya lama dan bahannya pun agak susah dicari zaman itu. Jadi disuguhkan khusus pada hari-hari tertentu saja," ujar Chef Ida Bagus saat berbincang dengan Okezone di Bali belum lama ini.
Chef Ida Bagus sendiri merupakan keturunan Kerajaan Bali yang sehari-harinya berkutat di dapur menciptakan resep bebek timbungan di Secret Garden Village, Bedugul.