Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Napak Tilas Kereta Uap Tertua Dunia di Solo Jawa Tengah

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Rabu, 20 November 2019 |15:06 WIB
Napak Tilas Kereta Uap Tertua Dunia di Solo Jawa Tengah
Kereta Api. (Foto: Okezone/Dimas)
A
A
A

PAGI itu, suara ketel uap terdengar merdu memecah keheningan di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah. Kepulan asap putih pun tampak menyeruak keluar menghiasi langit biru tak berawan.

Dari kejauhan, sebuah kereta tua berwarna hitam kelam terpakir manis di sisi peron. Adalah Sepur Kluthuk Jaladara, kereta atau lokomotif inilah yang akan membawa kami menelusuri indahnya Kota Solo.

Ada perasaan yang sulit digambarkan oleh kata-kata saat Tim Okezone Travel melihat tampilan kereta uap Sepur Kluthuk Jaladara untuk pertama kalinya. Besi tua yang menjadi pondasi utama kereta tersebut masih terawat dengan baik dan berdiri kokoh, meski usianya kini sudah 123 tahun.

Tumpukan kayu jati yang tersusun rapi di samping cerobong asap seolah menambah kekuatan magis yang terpancar dari kereta tersebut. Pemandangan ini semakin terasa sempurna saat percikan air mulai membasahi wajah, menandakan kereta akan segera berangkat.

sempurna saat percikan air mulai membasahi wajah, menandakan kereta akan segera berangkat.

Ya, tepat pada pukul 08.00 WIB, Pudjiono yang bertugas sebagai masinis, mengajak rombongan untuk segera memasuki gerbong kayu yang berada tepat di belakang kereta uap itu.

"Monggo mas, sebentar lagi kita mau berangkat," ucap Pudjiono sembari melemparkan senyuman.

Dengan kecepatan tak lebih dari 10 - 20 km/jam, kereta Sepur Kluthuk Jaladar mulai menembus keramaian Kota Solo dan langsung menyita perhatian warga lokal. Beberapa warga pengguna jalan tampak berhenti untuk merekam lokomotif antik menggunakan smartphone mereka.

Gerombolan anak-anak sekolah pun terlihat sangat kegirangan, dan tak henti-hentinya melambaikan tangan ke arah kami.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement