Pekan mode Jakarta Fashion Week (JFW 2020) tak hanya menyuguhkan koleksi gaun feminin dengan sentuhan modern. Kebaya khas Betawi pun unjuk kebolehan di sana dan berhasil memukau penonton.
Ya, koleksi Roemah Kebaya Vielga membuat runway JFW 2020 tampak berbeda. Koleksi busana tradisional dikemas sedemikian rupa hingga menciptakan penampilan yang memanjakan mata.
Warna-warna mentereng menjadi point of view yang tak bisa dilepaskan dalam fashion show ini. Tak hanya warna, motif bordir yang mencolok pun menarik perhatian.
Diterangkan sang desainer Vielga Wennida, bordir yang tertuang di atas kebayanya dibuat secara manual atau handmade yang mana itu menjadi kekuatannya selama ini.
"Kami coba tetap mempertahankan originalitas supaya warisan nenek moyang kita tetap eksis. Tidak hanya itu, bordir handmade juga kami pertahankan untuk memperjuangkan budaya bangsa," terangnya pada Okezone selepas show di JFW 2020, beberapa hari lalu.
Bordir yang ada di kebaya juga menjadi nilai khusus di mata generasi muda. Semakin menarik bordirnya, semakin ingin dimiliki. Makanya, untuk kali ini, Roemah Kebaya Vielga menonjolkan motif penari Cokek yang juga merupakan identitas Betawi.
Karena masih mempertahankan bordir handmade, Vielga menjelaskan kalau dirinya mesti mencari pembordir yang memang berkualitas. Upaya handmade ini juga sejalan dengan keinginan dirinya bisa memberdayakan masyarakat, khususnya anak muda.
"Sampai saat ini, Roemah Kebaya Vielga memiliki 200 pembordir yang semuanya mendapat pelatihan secara serius di Jagakarsa, Jakarta Selatan," tambahnya.
Vielga melanjutkan, untuk bisa menciptakan satu kebaya dengan detil yang maksimal, dibutuhkan waktu pengerjaan sekitar satu bulanan. Bukan waktu yang sebentar tentunya, makanya harga yang ditawarkan pun cukup mahal.
(Utami Evi Riyani)