KERUSUHAN di Wamena, Papua, telah membuat banyak tenaga medis banyak yang minta pulang, jadi isu tersendiri dari dampak kerusuhan Wamena. Pemerintah pun tak bisa melarang permintaan mereka tersebut.
Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Nila Faried Moeloek, SpM(K) mengatakan, selama kerusuhan Wamena terjadi, pelayanan kesehatan tetap berjalan lancar. Para tenaga medis pun masih dalam kondisi aman, karena dikawal langsung oleh Menkopolhukam, jajaran TNI dan Polri.
"Kalau minta pulang, kita tidak bisa larang. Tentu kalau merasa tidak aman dan trauma, dia butuh pengobatan dan ingin kembali. Kami sudah back up biar enggak ada kekosongan," ujar Menkes Nila di Kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan.

Menkes Nila menegaskan, dari 31 tenaga medis yang berada di Wamena, rata-rata mereka tidak mau pulang. Mereka pun menyatakan akan tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sebagaimana mestinya.
Pemerintah bahkan menambah jumlah tenaga medis, yang harus menolong masyarakat di daerah konflik, dalam bentuk satuan tugas (satgas).
Mereka tergabung dalam tim Nusantara Sehat, dokter internship, serta gabungan tenaga medis dari TNI dan Polri. Semuanya sama-sama bekerja menolong masyarakat di daerah kerusuhan Wamena.
Menkes Nila menambahkan, satgas tenaga kesehatan tersebut tugasnya bakal dirotasi sekira dua minggu. Mereka terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, bidan, perawat, dokter gigi, hingga tenaga profesional lainnya.
"Mereka yang gabung satgas tidak ditempatkan setahun. Persis seperti bencana, mereka bertugas dirotasi setiap dua minggu. Tapi kalau tanggap darurat cukup, ya stop," tutur Menkes Nila.
Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih menambahkan, tak dapat dipungkiri banyak tenaga medis khawatir akan suasana kerusuhan Wamena. Pemerintah pun berjanji memberikan perlindungan terhadap mereka yang berada di Wamena.
"Pengawalan dari pemerintah ini sangat membantu dokter, perawat, bidan, maupun dokter gigi. Tapi kalau mereka takut dan minta pulang, ya dipulangkan," imbuh dr Daeng.
Dalam proses pengawalan keamanan tersebut, IDI tak hanya berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Namun juga meminta bantuan kepada IDI di Wamena, Dinas Kesehatan, pemda, serta para pimpinan adat.

"Pelayanan sudah kondusif, tapi tetap diberi pengawalan agar aman. Kalau hal itu dilakukan ya pelayanan akan aman terus," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)