Bagian puncak tumpeng yang ditutup daun pisang melambangkan tempat bersemayam Sang Pencipta. Sebelum menyantap tumpeng terdapat tata caranya. Tumpeng tidak dipotong melintang dan daun pisang di pucuk tidak dilepas. Tumpeng hanya boleh dikeruk sisi samping dari bawah. Orang pertama yang mengeruk tumpeng akan mengucapkan doa dalam hati.
Selain itu, keruk tumpeng melambangkan rasa syukur kepada Tuhan sekaligus ajaran hidup kebersamaan dan kerukunan. Bahkan zaman dahulu para sesepuh yang memimpin doa akan menjelaskan makna tumpeng sebelum dikeruk dan disantap. Kerukan nasi pertama biasanya diberikan kepada orang yang dianggap penting, dicintai, atau dituakan.
Untuk IGA sendiri adalah perkumpulan yang dibentuk dengan tujuan untuk mengangkat, mengembangkan, melestarikan dan mendekonstruksikan seni memasak berbagai suku kepulauan Nusantara yang ada di Indonesia serta etnik pendatang, baik tradisional, akulturasi dari warisan yang ada maupun modifikasi akibat localized global cuisine.
Untuk target kedepannya Gastronomy Indonesia diharapkan mampu menjadi referensi dalam meningkatkan branding power equity Indonesia dan dikarapkan juga menjadi mesin penggerak dalam meningkatkan ratio entrepreneurship Indonesia serta menjadi prestise dari diplomasi Indonesia di mata dunia melalui Gastronomy Diplomacy and Culinary Diplomacy.
Program kerja IGA selanjutnya adalah persiapan Gastroprenuer Event untuk medukung para pengusaha muda Indonesia, dibidang gastronomi yang akan melestarikan makanan khas nusantara dalam sebuah kompetisi, ajang mempresentasikan bisnis kuliner dan akan mendapatkan pembinaan hingga memasuki industri kuliner dengan landasan gastronomi.
(Fahmi Firdaus )