Meski demikian, kehadiran kue koya ini seakan sudah terkikis dengan hadirnya beberapa kue baru yang modern dan kekinian. Pada zaman dahulu kue ini dibuat tanpa bantuan oven dan hanya memanfaatkan sinar matahari untuk mengeringkannya.
Lebih uniknya lagi beberapa daerah di Indonesia memiliki sebutan-sebutan yang berbeda untuk kue yang satu ini. Contohnya orang Malang, Jawa Timur kerap menyebutnya kue satru atau payako, sementara orang Betawi kerap menyebutnya sebagai kue satu.
Dalam postingan yang diunggah oleh akun Instagram @topscreenshoot_ai ia membagikan nostalgia dimana kue koya yang digemari oleh para anak-anak era 90-an. Postingan tersebut pun mendapatkan 9.413 like dan sejumlah komentar dari para netizen. Beberapa di antaranya berkomentar dengan pantangan ngomong setelah makan kue koya. Sebab, kue yang sudah hancur di mulut bisa ikut keluar saat berbicara.
“Wkwk mkan kue nya trus ngomong dpan orang auto d tonjok,” tulis akun @rzkrmdhn424.
“Gw pernah anjir di isengin temen gw , dikasih kue itu bilang nya oleh" pas gw makan gataunya semen putih bngst,” ilhamrmdhn31.