Kini di masa modern, Thessaloniki dikenal sebagai ibukota budaya Yunani dan pusat ekonomi kedua di Yunani setelah Athena. Tak heran bila Thessaloniki terlihat ramai dan sesak oleh penduduk setempat maupun pengunjung seperti saya.
Hal utama yang menarik banyak traveler untuk berkunjung ke Thessaloniki adalah karena banyaknya bangunan bersejarah dari masa kekaisaran Romawi Timur (Byzantium) dan dinasti Ottoman Turki. Semuanya berada dalam kondisi yang sangat terawat dan indah.
Salah satu yang membuat saya sangat penasaran adalah Agia Sofia. Gereja bergaya arsitektur Byzantine ini dibangun pada abad ke-8 dengan meniru Hagia Sofia yang berada di Istanbul. Ketika dinasti Ottoman menaklukkan Byzantium pada tahun 1430, Agia Sofia berubah fungsi menjadi masjid.
Sempat menjadi tempat ibadah umat Muslim selama hampir 400 tahun, setelah Yunani berhasil direbut kembali pada 1912, Agia Sofia kembali difungsikan sebagai gereja Kristen Ortodox hingga sekarang.
Dari Hagia Sofia, tujuan saya selanjutnya adalah New Waterfront. Belum lengkap rasanya traveling ke Yunani tanpa melihat lautan. Apalagi kawasan New Waterfront ini merupakan tempat ngumpulnya warga Thessaloniki dan turis.
New Waterfornt adalah jalanan di tepi laut sepanjang 3,5 kilometer. Di sore hari banyak warga Thessaloniki terlihat sedang jogging atau jalan-jalan disini. Beberapa kapal wisata bersandar disini, menawarkan pengalaman dinner sambil berlayar di lautan Mediterania.
Tak jauh dari New Waterfront berdiri salah satu landmark Thessaloniki, yaitu White Tower atau Menara Putih. Menara setinggi 34 meter ini merupakan salah satu peninggalan dinasti Ottoman Turki.
Meski menyimpan sejarah yang kelam, dimana Sultan Mahmud II menghukum mati pasukan Janissari yang memberontak, tapi kini banyak turis yang naik ke atas demi menikmati pemandangan indah tepi lautan Mediterania dan kota Thessaloniki dari atas.
Baca Juga : Video Viral Penjual Mainan 'Lemah Gemulai' Ini Dijamin Bikin Bete Kamu Hilang!
White Tower yang kental dengan gaya arsitektur Ottoman Turki konon dulunya bernama Tower of Blood atau Menara Berdarah. Setelah seorang tahanan mengecat seluruh permukaan menara menjadi putih untuk ditukar dengan kebebasannya pada 1890 menara ini berganti nama menjadi White Tower. Untuk naik ke atas perlu membeli tiket masuk seharga 4 Euro atau sekira Rp64.600,00.
(Muhammad Saifullah )