TAK bisa dipungkiri, hingga saat ini persebaran tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan seperti Puskesmas belum merata. Masih banyak daerah yang kekurangan tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat merupakan contoh daerah tersebut.
Di sana terdapat 23 kecamatan yang terdiri dari 282 desa/kelurahan. Masing-masing kecamatan memiliki Puskesmas untuk menangani kurang lebih 234.990 jiwa. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh kabupaten ini antara lain angka kematian ibu dan masalah gizi di balita (underweight, wasting, serta stunting).
Penampilan Lucinta Luna di Video Klip Terbaru yang Dibilang Tiru Agnez Mo
"Kematian ibu banyak penyebab karena pendarahan. Sebab golden period itu 'kan 2 jam, tapi masih ada yang harus dirujuk ke kota sampai 6 jam. Diharapkan ada dokter-dokter spesialis disamping ibu hamil untuk mendeteksi, jadi kalau terdeteksi risiko tinggi cepat-cepat dibawa ke rumah sakit," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, dr Harisson, MKes kepada Okezone.
Untuk masalah gizi di balita, berdasarkan data ada 23% yang mengalami underweight, 10% mengalami wasting terutama di kecamatan perbatasan, dan 27,2% yang mengalami stunting. Masalah gizi dapat diatasi dengan pemberian edukasi yang dilakukan oleh petugas Puskesmas. Namun kurangnya tenaga kesehatan menjadi kendala tersendiri.
"Semua Puskesmas memang terisi dengan tenaga kesehatan tapi masih kurang. Contoh, idealnya di satu Puskesmas ada 2 dokter dan 1 dokter gigi. Namun di sini kami baru ada 39 dokter dan 3 dokter gigi secara keseluruhan," papar Harisson.
Ada banyak faktor yang membuat tenaga kesehatan di Puskesmas tidak mencukupi. Sebut saja terkait dengan akses yang sulit dijangkau.
"Jadi di sini ada satu kecamatan yaitu Puring Kencana yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Infrastruktur masih sangat minim karena microhydro, sangat bergantung dengan hujan. Internet, telepon selular terbatas, jadi untuk menghubungi harus berjalan 2 jam," ungkap Harisson.
Pesona Kecantikan Anisha Kalebic, Wanita yang Ditaksir Pangeran Brunei Darussalam
Masalah akses bukan hanya membuat tenaga kesehatan kurang, tapi masih ada masyarakat yang kesulitan untuk mendatangi fasilitas layanan kesehatan. "Ada 1 kecamatan harus ke Puskesmas waktunya sampai 2 jam jadi biaya tinggi. Lalu daerah Tanjung Lokang yang harus ditempuh dalam waktu 6 jam dengan arung jeram," tambah Harisson.
Dirinya mengharapkan pemerintah pusat melalui kementerian terkait memerhatikan kondisi ini. Dengan begitu ada solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dan akses masyarakat. Sebab sebenarnya kesadaran masyarakat di sana untuk hidup sehat terbilang tinggi.
"Masyarakat sebenarnya sangat ingin dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan terutama dokter, mereka senang dikasih obat. Cuma yang jadi masalah akses untuk bertemu tenaga profesional sulit," pungkas Harisson.
(Santi Andriani)