Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gara-Gara Diet Ekstrem, Remaja di Jakarta Alami Osteoporosis

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Jum'at, 19 Oktober 2018 |19:21 WIB
Gara-Gara Diet Ekstrem, Remaja di Jakarta Alami Osteoporosis
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

TIDAK dipungkiri sekarang ini banyak remaja putri yang terobsesi memiliki bentuk tubuh super ideal. Idola masa kini menjadi kiblat mereka dalam membentuk tubuh.

Satu sisi hal ini baik. Karena munculnya motivasi untuk bisa memiliki tubuh ideal berarti ada kemauan untuk menjalani hidup sehat. Tapi, bagaimana kemudian tubuh ideal itu dimaknai dengan diet ekstrem sampai tercipta tubuh kurus tidak normal?

Dijelaskan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dr Ade Tobing, SpKO, kasus semacam ini pernah ia tangani.

"Bukannya mendapat tubuh yang ideal, pasien saya malah mengalami masalah osteoporosis. Usia mereka masih remaja dan ini cukup berbahaya," katanya saat diwawancarai Okezone di acara Cegah Osteoporosis Sejak Dini dengan Hidup Aktif di RPTRA Borobudur Jakarta Pusat, Jumat (19/10/2018).

 (Baca Juga:5 Gaya Outfit Sri Mulyani yang Asyik, Menteri Favorit Generasi Milenial)


Dokter Ade melanjutkan, dua kasus yang ditangani ini ketika diobservasi sumber masalahnya adalah karena diet ekstrem yang sembarangan. Dua pasien berusia 18 dan 20 tahun ini menahan untuk makan selama kurun waktu yang panjang. Salah satu dampak negatif lain yang mereka alami adalah kasus minimnya hormon estrogen dalam tubuh.

"Saat datang ke saya, nilai hormon estrogennya hampir 0 itu yang membuat dia sangat lemas, jantung berdebar-debar, dan berkeringat banyak. Saat dicek lebih lanjut, mereka mengalami osteoporosis," ungkap dr Ade.

Setelah didiagnosa itu, kedua pasien remaja ini mendapat penanganan khusus dari bidan untuk mengembalikan jumlah hormon estrogennya.

(Baca Juga: Niat Minta Tolong, Foto Wanita Ini Malah Jadi Korban Keisengan Netizen)

 

"Jadi, bukan hanya ditangai oleh pihak kita, tapi juga mendapat tindakan tambahan dari bidan untuk memastikan hormon estrogen mereka kembali baik," terangnya.

Nah, diketahui hormon estrogennya kembali normal adalah saat 6 bulan tindakan mereka sudah bisa haid kembali. Hal ini menendakan bahwa tubuhnya sudah kembali normal dan berat badan yang sempat turun drastis bisa dikembalikan secara normal.

"Kami menyarankan untuk jangan lakukan diet sembarangan dengan tujuan hanya untuk menurunkan berat badan dan semata-mata ingin kurus. Kalau memang ingin mendapat tubuh ideal, tentunya harus mendapat resep dari ahli gizi agar asupan makanan terjaga dengan baik," tambah dr Ade.

(Utami Evi Riyani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement