SAAT bepergian rasanya sulit menemukan air mengalir untuk cuci tangan. Sebagai gantinya pasti Anda mengandalkan handsanitizer atau tisu basah. Boleh atau tidak ya?
Ternyata higienitas cuci tangan pakai handsanitizer atau tisu basah kurang terjaga, daripada pakai sabun dan menggunakan air mengalir. Banyak pro dan kontra yang menilai hal ini, tapi tetap saja orang tetap malas membiasakan cuci tangan pakai sabun.
Menanggapi hal itu, Kasubdit Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan RI drg Wara Pertiwi O, MA, mengatakan, handsanitizer atau tisu basah kerap dipilih orang untuk membersihkan tangan. Sebenarnya boleh-boleh saja, namun tingkat higienitasnya kurang.
(Baca Juga:Hari Cuci Tangan Sedunia, Cara Praktis Lepas dari Diare hingga Stunting)
"Sekalipun bepergian, tidak ada air untuk cuci tangan pakai sabun, bisa saja kepepet pakai handsanitizer atau tisu basah. Tapi ya bersihnya tidak maksimal," ujar dia saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/10/2018).
Dia menjelaskan, cuci tangan pakai sabun adalah hal sederhana untuk mencegah penyakit. Apalagi dasarnya tangan adalah media penyebar kuman dan penyakit paling ganas.