Dia menjelaskan bahwa kondisi berdarah saat buang air kecil lebih disebabkan endometriosis tumbuh di saluran kencing hingga ginjal. Sementara jika berdarah saat buang air besar disebabkan endometriosis tumbuh di usus dan berdarah saat batuk karena tumbuh di paru-paru. “Bila tidak segera diatasi, dalam jangka panjang akan menyebabkan organ-organ tersebut rusak,” ucap dr Ferdhy.
Dia melanjutkan, jika endometriosis tumbuh di saluran telur, penderita tidak akan bisa hamil karena sperma sulit bertemu sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. “Endometriosis umumnya ditemukan pada wanita dengan usia subur dengan prevalensi 1 dari 10 wanita. Penanganan terhadap penyakit ini bermacam-macam, tergantung pada keluhan yang dialami. Untuk keluhan nyeri saat haid, biasanya dapat diatasi dengan penggunaan obat-obatan penghilang nyeri dan obat-obatan hormonal seperti pil KB.
Sementara itu, untuk keluhan ingin hamil dapat diatasi dengan penanganan fertilitas ataupun kesuburan wanita,” ungkap dr Ferdhy.
Dia menegaskan bahwa hal yang memicu timbulnya endometriosis salah satunya adalah hormon estrogen. Hormon estrogen yang tinggi dapat menyebabkan kondisi yang semakin parah. Hal inilah yang kemudian menyebabkan endometriosis umumnya menyerang wanita usia produktif. “Selain hormon estrogen yang tinggi, ada beberapa faktor risiko yang diduga sebagai pemicu endometriosis, yaitu faktor keturunan, sistem kekebalan tubuh, faktor adaptasi sel sesuai lingkungan organnya, dan faktor paparan lingkungan,” ungkap dr Ferdhy.
(Risna Nur Rahayu)