Tekanan nukleolus ini memicu pengaktifan jalur surveilans anti-tumoural yang mengarah pada stabilisasi protein p53 dan penghapusan sel kanker, kata periset. Studi ini juga yang pertama memberikan penjelasan molekuler terhadap aktivitas anti-tumoural dari bunga bakung yang digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional.
Temuan di Indonesia
Di Indonesia juga beberapa waktu lalu melakukan penelitian mengenai obat kanker. Mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) Juhrotul Aeniah melakukan penelitian dengan judul “Aktivitas Antikanker Kelenjar Getah Bening (LIMFOMA) secara In Vitro dari Spirulina platensis (alga hijau biru) yang Dikultivasi dalam Media Organik”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Iriani Setyaningsih dan Dr. Kustiariyah Tarman.
“Kalau sekarang kan pengobatan penyakit kanker bisanya dilakukan dengan cara operasi, radiasi dan kemoterapi. Pengobatan dengan cara tersebut menimbulkan efek samping, supresi sumsum tulang, gangguan saraf dan kerusakan fertilisasi,” ujar Aeni seperti dilansir dari laman IPB.
Saat ini, sambung Aeni, sejumlah negara maju dan berkembang kembali ke penggunaan obat alam untuk penyembuhan berbagai penyakit. Salah satu bahan alami yang mempunyai potensi sebagai antikanker yaitu Spirulina platensis. Namun, media yang biasa digunakan Spirulina platensis yaitu media Walne dan Zarrouk harganya mahal, karenanya ia membuat penelitian dengan menggunakan media organik yang tersusun dari pupuk urea, Plant Catalyst, dan RI1.