"Oksigen di sana itu sangat tipis karena suhu di atas bisa -20 derajat celcius, jadi hampir semua pendaki akan mengalami aklimatisasi, gejalanya mulai dari pusing terus lama-lama bisa pingsan. Nafsu makan pun akan berkurang. Perlu diketahui, di area Everest itu tidak ada rumah sakit dan waktu tempuh bisa lebih dari 10 hari," imbuhnya.
Melihat tantangan tersebut, Frans menganjurkan agar calon pendaki menyiapkan persiapan yang sangat matang. Mulai dari asuransi, kondisi tubuh yang prima, dan mental yang kuat.
"Saya sebelum mendaki Everest harus menjalani terapi fisik. Jadi satu bulan sebelum keberangkatan, saya rutin melakukan olahraga lari untuk melatih pernapasab dan meningkatkan stamina karena durasi antar desa ke desa itu bisa sampai 4 jam. Apalagi kita harus membawa keril yang beratnya bisa mencapai 8-10 kg," tukas Frans.
(Helmi Ade Saputra)