Air Terjun Sigala-Gala yang berada di Desa Pagaran Sigala-Gala, sungguh indah buat tempat berwisata. Air terjun dengan ketinggian 40 meter ini, sangatlah memanjakan mata yang melihatnya. Selain air terjun yang indah, di sekelilingnya masih diselimuti hutan yang masih alami seolah tanpa sentuhan tangan manusia.
Nah kabar baiknya kini akses menuju air terjun Sigala-Gala yang berlokasi di Desa Pagaran Sigala-Gala, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara dibangun dengan menggunakan Anggaran Dana Desa 2017.
BACA JUGA:
"Kita sudah kembali melanjutkan pembangunan jalan (Rabat Beton) menuju tempat Objek wisata air terjun Sigala-Gala dengan menggunakan Dana Desa 2017," ujar Kepala Desa Pagaran Sigala-Gala, Ahmad Sadat Lubis (Sadat), kepada Okezone, belum lama ini.
Menurut Sadat, Pembangunan jalan ke objek wisata Sigala-Gala bertujuan untuk pengembangan infrastruktur ke lokasi wisata tersebut , sehingga akan lebih mudah dijangkau oleh para pengunjung.
"Jarak dari desa ke lokasi air terjun sekitar 1,3 km, sampai saat ini jalan yang terealisasi sudah sepanjang 700 meter, untuk tahun 2017 ini kita akan bangun sepanjang 1 kilometer, " terangnya.
Sadat selaku Kepala Desa juga putra daerah merasa tergugah ingin memajukan desa kelahirannya, di mana sarana dan prasarana ke Air Terjun Sigala-Gala agar segera rampung.
"Selain jalan, kita di desa juga sudah sepakat dan berencana akan membangun jembatan gantung dan tangga berhubung banyak medan terjal dan curam, sehingga akan semakin memudahkan pengunjung mencapai lokasi. Setelah rampung, nantinya bisa dijadikan Bumdes, "papar Sadat.
Ia menambahkan bahwa pengunjung air terjun tersebut bisa mencapai 500-700 orang per minggu. Sehingga setelah keluar peraturan desa tentang pariwisata maka retribusi, parkir dan kebersihan, akan diberlakukan segera.
Sadat juga berharap, wisata air terjun akan menyerap lapangan kerja buat masyarakat setempat, seperti tukang parkir, petugas kebersihan, keamanan dan warga juga bisa berjualan dilokasi wisata, sehingga akan menjadi pendapatan desa tersebut.
"Apabila kita menetapkan berupa uang masuk (karcis), misalnya Rp10 ribu per orang, dengan angka pengunjung mencapai 500 -700 orang per minggu, maka bila dihitung , dalam seminggu, desa sudah memperoleh masukan sebesar Rp5 juta- 7 juta per minggu," harap Sadat.