RASA gurih yang melekat di lidah seperti rasa udang lobster, itulah kepiting merah yang lebih dikenal dengan aggau salah satu hewan endemik khas Mentawai. Biasanya, kepiting jenis ini bersarang di pasir tepi pantai yang bersih daerah kepulauan seperti Sipora, Pagai, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Aroma yang mengundang selera tak sabar dicicipi aggau siboiboik(kepiting rebus) yang sudah dimodifikasi tradisional ke modern. Kepiting ini merupakan makanan tradisional masyarakat Mentawai dan tradisi ini biasanya dilakukan tiga kali dalam setahun. Saat masa bertelur, kepiting akan keluar dari sarangnya dalam bentuk lubang di pasir kawasan atau dibawa pohon kelapa tepi pantai.
“Aggau Siboik-boik awalnya ini bumbu tradisional tapi kini kita olah menjadi agak modern atau meambah kreasinya biar rasanya bersahabat dengan lidah para pengunjung bukan dari masyarakat Mentwai,” tutur Sutici Reynal pada Okezone dalam lomba kuliner Festival Muanggau Mentawai 2017, Rabu (6/9/2017).
Kata Sutici bahan pokoknya itu adalah kepiting atau aggau, tidak sama dengan kepiting bakau, kemudian dicampur dengan bumbu lain. Rasanya begitu gurih mulai dari kuahnya sampai mencicip dagingnya yang agak pedas.
BACA JUGA:
Sutici membeberkan rahasia merebus aggau siboboik ini, pertama adalah mempersiapkan dua ekor aggau atau lebih kemudian dibersihkan. Aggau yang sudah bersih di potong hingga menjadi dua bagian.
Kemudian bahan untuk memberikan rasa yang lebih gurih diantaranya, 3 suing bawang putih sisir, 5 bawang merah sisir, 1 ruas jahe grepek, ¾ sendok garam, satu helai daun kunyit, merica bubuk secukupnya, peyedap rasa dan air secukupnya.